Bleed Esports Jadi Penampil Terburuk dalam VCT Pacific Stage 1 Sejauh Ini

Share This Post

Juara Ascension 2023, Bleed Esports, semakin terpuruk hingga berakhirnya minggu kedua VCT Pacific Stage kemarin dan kini berada di posisi terbawah dalam grup Alpha. Dan hasil ini tentunya mengejutkan mengingat mereka memiliki skuad yang cukup berpengalaman dalam kompetisi ini.

Selepas penampilan buruk dalam gelaran Pacific Kickoff 2024 dua bulan lalu, Bleed melakukan perubahan personil dengan mengontrak mantan in-game leader DRX, Kim “Zest” Ki-seok dan Jorel “Retla” Teo yang pernah bermain di tim itu sebagai pengganti duo Ngo “crazyguy” Cong Anh dan Javier “Egoist” Chua.

Perubahan lineup ini memunculkan ekspektasi yang besar dari komunitas Valorant di Asia Pasifik, mengingat Bleed kini memiliki dua pemain yang sangat berpengalaman di sirkuit-sirkuit profesional selain Jaccob “yay” Whiteaker. Namun alih-alih menyempurnakan strategi seperti yang semula direncanakan, Bleed justru mengulang performa buruk seperti yang mereka tunjukkan dalam kompetisi Kickoff lalu.

Pada match day pertama (4/7) melawan sang kuda hitam Asia Tenggara, Talon Esports, mereka gagal memanfaatkan momentum kemenangan dari game 1 dan tak mampu membalas strategi mereka di dua game selanjutnya. Walau demikian, mereka sempat menunjukkan optimisme untuk minggu kedua.

Namun secara mengecewakan, performa mereka kian merosot di minggu selanjutnya saat melawan RRQ (4/14) dan Zeta Division (4/16). RRQ yang kurang difavoritkan di skena VCT Pacific justru memberikan kekalahan terbesar bagi Bleed sejauh ini, sedangkan Zeta yang meskipun saat ini performanya juga kurang stabil terbukti masih sulit untuk ditundukkan. Kedua pertandingan itu menunjukkan bahwa Bleed masih kurang kuat baik dari taktik maupun mentalitas.

Inkonsistensi tersebut membuat banyak pundit merasa bahwa penurunan ini adalah tanggung jawab manajemen skuad yang dikepalai oleh Nikola “Legija” Ninic. Bahkan mantan pelatih tim Cloud9, Matthew “mCe” Elmore, yang pernah menangani yay terang-terangan mengkritik taktiknya dan merasa tim itu tidak menunjukkan kekompakan sama sekali di kompetisi ini.

Bleed bukanlah satu-satunya underperformer dalam grup Alpha saat ini. T1 yang menjadi salah satu favorit para penonton baru saja keluar dari zona eliminasi setelah meraih kemenangan pertamanya melawan RRQ kemarin sore. Sementara itu, Global Esports yang juga belum memperoleh kemenangan satu pun masih berada di atas Bleed karena defisit kekalahan yang lebih kecil. Walau demikian, Bleed terhitung yang paling buruk mengingat mereka memiliki pemain-pemain yang lebih baik di atas kertas.

Berdasarkan hasil sementara yang mereka peroleh, Bleed harus memenangkan setidaknya dua dari tiga pertandingan yang masih tersisa dalam minggu ini apabila ingin memastikan peluang menuju playoff tetap terbuka. Walau demikian, hal tersebut akan menjadi tantangan besar mengingat kedua lawan yang harus dihadapi adalah Paper Rex dan DRX. Dengan form saat ini, besar kemungkinan Bleed akan kembali mengakhiri kompetisi VCT di peringkat dasar.

+ posts

More Like This

Gamers8 Bakal Kembali dengan Rekor Hadiah Besar!

Arab Saudi akan pecahkan rekor hadiah turnamen terbesar dunia. Salah...

Perkenalkan Joshua “Ghirlanda” Bianchi, sang Ayah yang Kejutkan Kompetisi Tekken!

Mentalitas adalah kunci. Tak ada sponsor, seorang putri kecil yang...

Analisis: Beberapa Faktor Penyebab Naik Turun Performa yang Drastis dalam Esports

Beberapa hal terlintas dalam pikiran saat membahas dunia olahraga,...

Eksklusif: Indominator Ungkap Kesempatan Main Lagi Bareng Arsenal dan Prospek Musim Depan

Berganti karir adalah pilihan yang umum di kalangan atlit...

Eksklusif: Indominator Beberkan Pengalaman Main di Indonesia Football Eleague 2022!

Popularitas eFootball sebagai permainan sepak bola virtual di kawasan...
- Advertisement -