Timnas Esports Indonesia Gagal Total di IESF WEC 2023

Share This Post

Timnas Esports Indonesia gagal membawa satu gelar juara pun pada gelaran IESF World Esports Championship 2023 ini.

Pasalnya Indonesia yang mengirimkan perwakilannya pada cabang CS:GO, Dota2, MLBB, Tekken7, dan eFootball harus berkecil hati karena gagal mempertahankan status sebagai juara bertahan.

Di mana pada cabang yang paling diharapkan untuk bisa menjadi juara yaitu MLBB, timnas Indonesia harus berpuas sebagai runner up usai tumbang dari Filipina.

Pada Grand Final yang berlangsung Minggu (3/9/2023) Indonesia harus menyerah 1-3 dan gagal mempertahankan gelar juaranya di cabang MLBB.

Begitu juga pada cabang eFootball dan Dota2 yang mana Indonesia harus tersingkir lebih awal sehingga tak bisa mempertahankan gelarnya.

Timnas Dota2 Indonesia harus tersingkir pada Semifinal Lower Bracket atas Mongolia dengan kedudukan 1-2 sehingga tak bisa mengulang kejayaan edisi sebelumnya.

Begitu juga dengan eFootball yang menurunkan Akbar Paudie, ia harus tersingkir setelah kalah dengan pemain Yunani sehingga gagal mendapatkan gelar juara seperti Elga Cahya di IESF 2022.

Perwakilan Indonesia di cabang Tekken7 dan CS:GO juga dapatkan hasil mengecewakan yang mana keduanya gagal dapatkan hasil yang maksimal.

Pemain Tekken7 Indonesia, Meat, harus tumbang dari pemain Denmark di Knokout Stage sehingga gagal memenuhi ekspektasi dengan menembus partai final.

Sedangkan timnas CS:GO Indonesia lebih parah karena gagal melaju ke babak playoff karena mereka terhenti langkahnya di babak grup.

Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah besar bagi PBESI untuk membenahi sektor kompetisi-kompetisi agar lebih seimbang antara game satu dengan game lainnya.

Karena selama ini di Indonesia, skena esports yang besar hanya MLBB, PUBG Mobile, hingga Free Fire saja.

Apalagi dalam waktu dekat ini timnas esports Indonesia juga akan menghadapi gelaran Asian Games 2022 Hangzhou yang akan berlangsung bulan September ini.

+ posts

More Like This

Saya adalah perempuan. SAYA juga Esports!

Pertama, ya, saya perempuan. Ya, saya punya nama laki-laki. Saya suka bermain game FPS, terutama yang berbasis tim seperti Overwatch dan Valorant, yang seringkali membutuhkan komunikasi tim untuk menang. Namun, saya jarang berbicara. Mengapa? Karena saya perempuan. Cari saja video yang membicarakan atau menunjukkan pengalaman bermain game wanita di YouTube dan Anda akan tahu persis alasannya. Komentar kasar, orang-orang membuat keributan besar hanya karena saya terdengar seperti seorang gadis dan orang-orang menyalahkan saya karena berbuat buruk semata-mata karena jenis kelamin saya dan bukan karena kurangnya keterampilan saya. Daftarnya terus berlanjut.

Menembak untuk menjadi yang teratas: 5 game FPS terbaik Ulti.Asia di tahun 2021

Dari awal game, hari-hari eksperimental (pikirkan Doom 1993) hingga game menjadi industri bernilai miliaran dolar saat ini, game first-person shooter (FPS) selalu menjadi makanan pokok yang populer. Industri FPS secara konsisten menghiasi kita dengan game dan waralaba ikonik (siapa yang TIDAK tahu Call of Duty?) dan terus berkembang, menjadi pusat bagi pengembang game untuk berinovasi dan menciptakan pengalaman baru. Saat kita memasuki tahun baru, mari kita lihat kembali game FPS apa yang paling berdampak bagi kita di tahun 2021.

Juara dari Global Esports Game yang perdana membuktikan esports adalah pergerakan global

Setelah dua hari dari kompetisi yang intens, juara pertama kali dari Global Esports Games yang perdana sudah muncul. Dan tetap berpegang teguh pada visi Global Esports Federation dan GEG yaitu menghubungkan dunia melalui kekuatan esports, pemenang yang berbeda-beda - 9 anggota berjalan keluar dengan 12 medali yang ditawarkan - sudah membuat Games yang perdana ini menjadi perayaan global dari #worldconnected. Tanpa berlama-lama lagi, inilah juara dari Singapore 2021 Global Esports Games.
- Advertisement -