Halo: Infinite, tolong jangan kecewakan kami

Share This Post

Spartan, persiapkan drop pod dan senapanmu. Setelah 6 tahun lamanya, kita akhirnya bisa bermain sebagai Master Chief sekali lagi.

Dua dekade setelah Halo: Combat Evolved merubah first-person shooter selamanya, Halo: Infinite hadir pada tanggal 8 Desember tahun ini. Tapi, tidak seluruhnya. Setelah diundur 12 bulan, pengembang 343 Industries mengumumkan kalau Infinite akan diluncurkan tanpa mode co-op dan Forge.

Fans tentu saja jengkel. Halo 5 mendapatkan kritikan pedas karena menghapus co-op – hal utama dalam Halo pendahulu. Sedangkan Forge merupakan tempat mencari uang untuk para pembuat map multiplayer yang aneh. Keduanya akan dirilis di tahap yang berikutnya.

Jadi kita ditinggalkan dengan mode single player dan multiplayer. Setelah nasib buruk pada demo tahun lalu yang menimbulkan meme tuan rumah Craig the Brute, sebuah teaser di E3 dan trailer yang meledak-ledak pada Gamescom 2021, ini yang saya tunggu sebagai fan Halo sejak lama.

Berikan kami mode campaign yang bagus

Tidak ada aksi split-screen, tidak apa. Tapi setidaknya desain campaign yang baik. Bahkan Halo 4 lebih enak dimainkan untuk beberapa bagian tertentu. Halo 5 sangat buruk dalam segi cerita dan gameplay.

Credit: Halo Waypoint

Infinite butuh plot yang lebih kompak. Halo 5 sangatlah tidak beraturan. Kita harus menolong rakyat yang dilupakan, bertarung dengan faksi Covenant dan mengusir Prometheans yang malang. Semua ini ketika kita mengejar Chief yang mengejar Cortana. Ya Tuhan.

Tidak ada alur yang natural dari setiap plot, dan keinginan game ini untuk mengimitasi cerita Halo 2 yang paralel gagal dieksekusi. Tetaplah pada cerita Infinite yang ketat dan logis, dan tidak ada komplain lagi.

Isu lainnya adalah di sekitar John-117, dia seperti terelegasi di pertunjukan sampingan dan menjadi karakter yang bisa dimainkan hanya di TIGA level dari total 15 yang ada di Halo 5.

Melainkan si Spartan Locke yang hambar kemudian menjadi tokoh utama. Bahkan Arbiter tidak mengambil perhatian ketika dia diperkenalkan sebagai karakter yang bisa dimainkan di Halo 2. Tokoh mistik yang mengelilingi Chief merupakan hal yang menarik fans ke dalam seri ini – supersoldier yang diam-diam siap menghancurkan alien. Berikan itu kembali.

Dan walaupun grafis Halo 5 sangat berkelas, jadi tidak terlalu diperhatikan karena isu gameplay yang terlalu berulang dan AI yang payah. Kebanyakan dari game ini kebanyakan hanya melintasi sandbox dan membunuh musuh di satu spot. Membosankan!

Credit: Halo Waypoint

Dan jangan tanya kepada saya bagaimana kita harus mengulang pertarungan bos Warden sebanyak 7 kali. Lebih parahnya lagi rekan AI kalian (yang sebenarnya adalah Spartan) menembak lebih buruk dari Marine di game jadul. Kami rindu Sergeant Johnson (RIP).

Infinite harus menghadirkan pengalaman yang lebih dinamis. Pertarungan jarak dekat yang lebih banyak, memberikan kita strategi untuk mengalahkan musuh daripada menghindar dari tembakan, dan JANGAN ADA lagi membidik ke bawah seperti Call of Duty.

Sejauh ini, 343 sudah membuat campaign Infinite cukup bagus. Mari berharap mereka sudah menyelesaikan segala isu dan mengejutkan kita dengan game yang berfungsi dan dapat dinikmati (tidak seperti Cyberpunk 2077).

Perbaiki peta multiplayer

Dari semua keburukan campaign Halo baru-baru ini, mode multiplayer masih bertahan kuat seperti tahun-tahun sebelumnya (kecuali perkenalan kontroversial dari REQ di Halo 5). 343 bahkan membuat mode multiplayer di Infinite free-to-play! Tentunya, perbaikan sangat dipersilahkan.

Credit: 343 Industries

Halo sudah memberkati kita dengan peta yang mengesankan seperti Blood Gulch, Lockout, Zanzibar, dan Valhalla. Sayangnya, pilihan Halo 5 sangat buruk. Untuk mengakomodir kekuatan Spartan, peta dibuat lebih besar untuk orang agar bisa Sprint dan Spartan Charge, sangat menjengkelkan ketika kamu harus menyelesaikan tantangan dengan Clamber. Seperti harus latihan untuk menyeberangi arena. 

Peta Halo yang terbaik datang dengan campuran pas antara koridor sempit dan clearing yang luas. Contoh ya, Ivory Tower di Halo 2 mempunyai sudut dan terowongan yang pas untuk 1v1, spot Sniper yang berkualitas dan lantai utama untuk pertarungan. Peta di Halo 5 tanpa posisi kuat. Tapi, semua hanyalah soal berlari dan menembak musuhmu. Apa serunya?

Untungnya, Spartan Abilities sepertinya sudah diganti dengan peralatan sekali pakai seperti di Halo 3. Ini bisa membuka kesempatan untuk peta yang lebih bervariasi lagi.

Credit: 343 Industries

Berbicara tentang peralatan, seberapa keren Grappleshot, Drop Wall, dan Repulsor? Kalau 343 ingin membawa kembali strategi multiplayer, ini yang perlu mereka lakukan: jatuhkan senjata secara acak di peta, bukannya meminta player memilih ability sebelumnya. Hal ini menjadikan pertarungan lebih tidak terprediksi dan pemain bisa berpikir apakah harus berlari atau menyerang dari perlengkapan yang mereka miliki.

Banyak yang sudah berbicara tentang Infinite, dan semua mata sekarang tertuju pada 343 untuk membuat Halo besar kembali. Mari berharap mereka seperti itu.

+ posts

More Like This

Menembak untuk menjadi yang teratas: 5 game FPS terbaik Ulti.Asia di tahun 2021

Dari awal game, hari-hari eksperimental (pikirkan Doom 1993) hingga game menjadi industri bernilai miliaran dolar saat ini, game first-person shooter (FPS) selalu menjadi makanan pokok yang populer. Industri FPS secara konsisten menghiasi kita dengan game dan waralaba ikonik (siapa yang TIDAK tahu Call of Duty?) dan terus berkembang, menjadi pusat bagi pengembang game untuk berinovasi dan menciptakan pengalaman baru. Saat kita memasuki tahun baru, mari kita lihat kembali game FPS apa yang paling berdampak bagi kita di tahun 2021.
- Advertisement -