Salah satu analis Mobile Legends Indonesia, Lius Andre buka suara soal perdebatan liga dengan sistem Franchise.
Lius Andre mengemukakan kelebihan dan kekurangan dari franchise MPL atau yang saat ini sedang disebut sebagai “liga idol”.
Melalui video YouTube yang diunggah oleh Lius Andre, dia menjelaskan beberapa poin penting untuk sistem franchise league.
Tak bisa dipungkiri pasti akan selalu ada sisi positif dan negatif dari sebuah sistem, mau apa pun itu.
Franchise league merupakan sebuah sistem di mana turnamen mengharuskan tim “membeli” slot atau berinvestasi untuk bisa mengikuti kompetisi.
Sosok yang akrab disapa Ko Lius mengungkapkan ada beberapa kelebihan dari hadirnya sistem franchise ini.
Kelebihan pertama adalah peluang bisnis yang dihasilkan dari sistem liga franchise ini.
“Yang tadinya hanya dari prize pool ketika mereka memenangkan kompetisi, kini menjadi terbukanya banyak pintu pendapatan dalam sebuah liga franchise.
“Seperti subsisi berdasarkan skor, penjualan tiket, penjualan merchandise, pembagian sponsorship, hingga pembagian jika ada tim baru yang investasi,” tutur Ko Lius.
Kemudian kelebihan kedua adalah pemain akan terjamin dari segi finansial, karena tim yang masuk ke sistem franchise sudah dicek terlebih dahulu keuangan mereka dalam jangka waktu lama.
Tidak hanya itu, ada peraturan untuk gaji minimal pro player dan itu minimal adalah UMR Jakarta.
Kelebihan liga franchise yang ketiga adalah peraturan yang diterapkan lebih kompleks.
“Rules dari liga franchise bisa lebih kompleks dari turnamen biasanya. Contohnya berupa pemotongan insentif yang bisa dibebankan ke tim atau pun player jika mereka melanggar peraturan.
“Ataupun seleksi kontrak yang ketat untuk menjaga agar tim-timnya tidak melanggar ketentuan kontrak yang ada untuk para playernya,” lanjut ko Lius.
Hal ini bisa dilakukan karena para tim submit kontrak antara tim ke player ke pihak penyelenggara sebelum dimulainya musim liga atau bisa disebut juga sebagai lock roster.
Kelebihan yang terakhir dari liga sistem francise adalah keberlangsungan dari sistem liga itu sendiri.
“Penyelenggara turnamen akan menggunakan dana investasi yang besar guna menjamin liga agar bisa bertahan lama.
“Sebagai bocoran untuk menjalankan 1 season event MPL ID saja, Moonton bisa mengeluarkan biaya anggara lebih dari 5 miliar rupiah. Itu belum termasuk prize pool,” jelasnya.
Ini juga untuk menghindari penyelenggara tidak membayarkan uang kepada tim, EO, dan stakeholder lainnya.
Selanjutnya, meski memiliki banyak kelebihan, liga dengan sistem Franchise juga memiliki senjumlah kekurangan.
Kekurangan yang pertama dari liga dengan sistem Franchise adalah mahalnya harga slot untuk bermain
Harga awal untuk slot MPL bernilai Rp 15 miliar dan sekarang pasti jauh lebih mahal, bahkan beberapa rumor yang mengatakan harganya mencapai Rp 30 miliar.
Jadi valuasi MPL ID sudah meningkat jauh, sehingga selain harga slot, tim harus menghitung biaya operasional lainnya seperti gaji, pengeluaran perjalanan, pemilihan fasilitas, dan lain-lain.
Kekurangan kedua dari Liga dengan sistem Franchise adalah akan adanya Monopoli Liga
Liga dengan franchise nanrinya menjadi eksklusif sehingga menghambat munculnya tim-tim baru hingga pemain baru yang bisa menciptakan persaingan yang sehat.
Walau tim tersebut mempunyai uang, mereka belum tentu bisa masuk MPL, karena ada beberapa syarat yang harus terpenuhi dan tentunya tidak hanya soal uang.
Kekurangan ketiga dari liga dengan sistem Franchise adalah tim dengan performa buruk tidak degradasi
“Jadi walaupun performanya buruk, tim tersebut tidak akan keluar dari liga MPL ID,” ucap Ko Lius.
Ambil contoh adalah Geek Fam yang tidak pernah lolos ke babak playoffs akan selalu ada karena dia sudah mempunyai slot untuk MPL ID.
Walaupun memang mereka pertama kali lolos di S11, tapi di season-season sebelumnya mereka dianggap hanya tim untuk mendapatkan poin saja, sehingga persaingan kurang memuaskan.