Komite Olimpiade Internasional (IOC) nampaknya menyiapkan sesuatu yang besar dalam event ke depannya untuk esports.
Saat upacara pembukaan sidang IOC ke-141 di Mumbai, India, Presiden IOC yaitu Thomas Bach mengumumkan bahwa panitia sedang menjajaki pembuatan Olimpiade Esports.
Bach melihat potensi besar dari industri esports yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan mampu mengimbangi olahraga konvensional.
Bahkan Bach menjelaskan bahwa kancah esports global menampilkan lebih dari 500 juta penggemar di seluruh dunia, dengan mayoritas penggemarnya berusia di bawah 34 tahun.
Oleh karena itu, IOC mengalihkan perhatiannya untuk menciptakan sebuah acara baru yang dapat menyatukan negara-negara untuk sebuah event baru dalam bentuk kompetisi.
“Saat ini, olahraga harus bersaing untuk mendapatkan waktu dan perhatian generasi muda,” kata Bach.
“Oleh karena itu, kita harus menjangkau generasi muda di mana mereka berada di dunia digital ini. Ini bukan sekedar keharusan teknologi. Ini juga merupakan keharusan demografis.” pungkasnya.
Ini bukan pertama kalinya Olimpiade mencoba masuk ke pasar esports. Pada bulan Maret, IOC mengungkapkan rincian pertama tentang Olympic Esports Series tahun ini
Namun, sayangnya ada sedikit kendala dalam acara ini yaitu tidak ada satupun judul esports teratas yang akan dimainkan, termasuk League of Legends, CS:GO, VALORANT, atau Dota2.
Justru acara tersebut memiliki pilihan game yang tidak biasa dan tidak jelas seperti Just Dance, Virtual Regatta, permainan taekwondo virtual, dan permainan seluler seperti Tennis Clash dan Tic Tac Bow.
Bagi IOC pemilihan judul-judul tersebut karena alasan tertentu, termasuk larangan kekerasan dalam pertandingan.
Menurut Polygon, acara ini nantinya juga menjadi sarana untuk “mempromosikan pengembangan ‘permainan olahraga virtual dan simulasi”.