PUBG Mobile Global Championship 2022 (PMGC 2022) Grand Finals yang diadakan beberapa minggu lalu membawa kejutan besar. Namun selagi dunia dibuat takjub dengan penampilan tim-tim underdog, tuan rumah PMGC 2022, Indonesia, dikejutkan dengan satu tim saja yang masih tersisa mewakili mereka di kompetisi itu: Alter Ego Limax.
Hal ini tentu menjadi kejutan, mengingat skena kompetitif Indonesia di Asia Tenggara masih jadi salah satu yang diperhitungkan. Namun perjuangan mereka kandas. Dua nama besar – Evos Reborn dan Bigetron Red Aliens – justru gugur di laga kualifikasi pada bulan November 2022.
Dan sesuai hasil, hanya Alter Ego Limax satu-satunya tim Indonesia yang telah mendapatkan tiket grand finals dengan perolehan poin tertinggi dari rangkaian PMPL Indonesia.
Dan berbicara mengenai momen besar kompetisi PUBGM itu, sang kapten tim PUBGM Alter Ego, Sharfan “Potato” Shodiq, mengungkapkan bahwa sebelumnya Ia tidak melakukan latihan khusus menjelang kompetisi.
“Sejujurnya kami gak ada latihan khusus menjelang PMGC. Kami cuma nontonin rekaman gameplay kami maupun tim-tim besar yang nantinya main di sana,” ungkap Potato.
Kepada tim Ulti Asia, Potato mengatakan bahwa Ia awalnya merasa tertekan dengan kesempatan pertamanya mewakili Indonesia di PMGC 2022 Grand Finals. Walau demikian, Ia tak mau berlarut-larut memikirkan apa yang seandainya terjadi dan hanya fokus kepada permainan tim.
“Kalau melihat lawannya memang ada nama-nama besar yang jadi beban pikiran. Tapi ini turnamen internasional, dan saya rasa semua tim di sini patut diwaspadai karena mereka yang lolos ke grand finals adalah perwakilan terbaik negara masing-masing.”
Dan pada akhirnya para pasukan Alter Ego terlihat bermain tidak ngotot dalam grand finals yang berlangsung selama tanggal 8 – 10 Januari itu. Meski mereka menemukan ritmenya dan mendapatkan dua WWCD di match day kedua, upaya Potato dan kawan-kawan untuk membalikkan keadaan ternyata belum cukup. Pada akhirnya mereka pulang dengan 40.000 USD sebagai tim di peringkat ke-14 klasemen grand finals.
Potato lantas mengakui bahwa timnya masih kurang kuat dari mekanik maupun pengalaman. Ia juga menyoroti performa tim-tim kejutan dari negara Brazil dan Turki menjadi inspirasi untuk memperbaiki permainan menjelang musim kompetisi mendatang.
Walau demikian, Potato mengaku tidak terlalu kecewa dengan debut timnya dalam PMGC 2022. Ia merasa dengan waktu latihan yang singkat selepas mengikuti rangkaian kompetisi-kompetisi lokal di Indonesia, mendapatkan pengalaman internasional sudah menjadi momen yang berharga sejauh ini.
“Kami gak berharap lebih, seperti jadi yang terbaik di PMGC. Kami gak ada latihan khusus dan bisa bersaing dengan nama-nama besar internasional di PMGC untuk pertama kali itu udah pengalaman yang luar biasa. Dari sini kami tahu apa yang bisa kami kembangkan untuk musim depan.” ujarnya.
Potato sepertinya paham betul apa yang menantinya di musim baru PMPL Indonesia pada bulan Maret mendatang. Di tengah jendela transfer yang cukup mengejutkan pada bulan Januari ini, tim-tim Indonesia terlihat sangat agresif untuk mendapatkan pemain-pemain top dibandingkan musim sebelumnya.
Dan berbicara mengenai bursa transfer pemain, Potato dan teman-temannya di Alter Ego Limax sepertinya akan menjadi salah satu sorotan di bulan ini. Sehari lalu, semua pemain Alter Ego Limax resmi keluar dan berstatus free transfer. Dengan deadline bursa transfer di depan mata, tentunya menarik untuk melihat ke manakah mereka akan bermain di musim depan.