Sorai sorai kencang terdengar di dalam stadium Tennis Indoor Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta pada tanggal 12 Januari lalu. Sebuah laga semi-final upper bracket M4 paling dinanti: sang tim tuan rumah, RRQ Hoshi berhadapan dengan juara bertahan, Blacklist International.
Dipenuhi oleh 5000 suporter Indonesia, yang sebagian besar adalah pendukung tim RRQ, tentunya akan menjadi tekanan tersendiri bagi siapapun yang melawan mereka di sana. Tak terkecuali tim Blacklist yang berada di panggung. Dalam laga besar itu terlihat jelas raut wajah beberapa pemain-pemain filipina yang sedikit terkejut melihat suporter-suporter Indonesia yang sangat berisik.
Walau demikian, hal tersebut seolah menjadi motivasi tersendiri bagi para pemain Blacklist. Meskipun RRQ Hoshi berulang kali terlihat lebih unggul, kekuatan mental yang luar biasa serta pengalaman sang juara bertahan membawa tim tersebut sukses meraih poin terakhir dalam laga best of five malam itu.
Dan mengenai momen luar biasa itu, Kiel “Soriano” Oheb, sang gold laner andalan Blacklist, mengatakan pada kami secara singkat bahwa ini pertama kalinya Ia melihat suporter Indonesia sebanyak itu.
“Itu tadi sangat gila, semoga besok-besok bisa ramai kayak tadi lagi!” ucapnya selepas pertandingan semi-final upper bracket melawan RRQ Hoshi.
Lebih lanjut, dalam sesi konferensi media M4 di Gelora Bung Karno, Oheb mengungkapkan bahwa momen tersebut memantik adrenalinnya saat berada di panggung. Ia mengatakan bahwa suara dentuman drum dan yel-yel keras dari para suporter RRQ yang didengarnya menjadi motivasi untuk membungkam mereka.
“Mereka tim tuan rumah yang paling ramai dalam turnamen sejauh ini. Namun momen itu justru bikin kami bersemangat karena lebih menyenangkan saat bisa melihat mereka terbungkam!” ucapnya.
Oheb tidak melebih-lebihkan. Ia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya usai menundukkan tim favorit penonton itu di hadapan pendukungnya. Saat tim Ulti Asia menunggunya dari pintu keluar, kami mendengar teriakan gembiranya dari balik jendela. Wajahnya terlihat menyeringai.
Terlepas dari omongannya saat itu, Oheb memuji antusias penonton lokal yang luar biasa meriah dan mengakui bahwa permainan RRQ Hoshi adalah salah satu yang terbaik di laga internasional. Meski telah mengalahkan mereka, Oheb sempat menjagokan RRQ Hoshi untuk kembali naik dari lower bracket.
Dan senada dengan Oheb, sang kapten Blacklist, Johnmar “OHMYV33NUS” Villaluna, mengaku bahwa RRQ Hoshi bisa saja tampil lebih menyulitkan apabila mereka melakukan draft pick yang lebih efektif.
“Saya terkejut mereka tidak ban Estes. Mungkin karena itu juga mereka kalah,” ucap V33NUS dalam sebuah sesi tanya jawab media di stadium. Alasan yang masuk akal, mengingat Estes selama ini menjadi trademark hero dari sang kapten yang terbukti menyusahkan, terlepas dari meta.
Dan mengenai suporter di Indonesia, V33NUS mengaku takjub menyaksikan banyaknya suporter yang datang saat laga semi-final upper bracket di stadium. Ia juga tidak menyangka memiliki sejumlah penggemar di Indonesia yang datang menyaksikannya bertanding.
Bukan tanpa alasan Ia tidak menduga akan memiliki penggemar di Indonesia. Faktanya, suporter Indonesia sebagian besar masih memiliki pandangan negatif terkait sisi LGBTQ+ V33NUS. Dan bermain di sebuah negara yang sangat konservatif akan hal itu, V33NUS merasa senang bisa diterima oleh para penonton lokal.
“Sejujurnya saya tidak menyangka punya fans di Indonesia. Saya sangat bahagia dengan sambutan di sini.”
Blacklist International pada akhirnya gagal meraih impiannya sebagai juara back-to-back M Series yang pertama saat rivalnya, Echo Philippines, secara mengejutkan mengalahkan mereka dengan telak di babak grand finals M4.
Walau demikian, the Queen mengatakan bahwa mereka tidak punya waktu untuk meratapi kekalahan mereka. Dalam waktu dekat mereka akan menjalani MPL Filipina musim ke-11 yang diperkirakan akan dimulai menjelang akhir Februari mendatang.
Merchandise keduanya jadi yang paling laris terjual
Apresiasi penggemar dari Indonesia terhadap Blacklist sepertinya tidak hanya nampak dari pujian-pujian yang dilontarkan selama berada di stadium. Apresiasi yang mengalir juga terlihat dari larisnya merchandise Blacklist International yang membawa nama mereka.
Saat Ulti Asia mampir ke booth Blacklist dan menjumpai sang general manager, David Aquino, kami menemukan fakta bahwa jersey yang memiliki nama Oheb dan OHMYV33NUS menjadi salah satu jersey yang paling laris terjual saat itu.
Meski menjadi merchandise yang harganya paling mahal di antara yang lain, penjualan tim MLBB filipina itu nyatanya berjalan mulus. Bahkan mereka menutup boothnya sehari sebelum grand finals dikarenakan tak ada lagi merchandise yang tersisa untuk dijual.