Skandal pengaturan skor di Malaysia yang sempat menghebohkan komunitas esports MLBB Asia Tenggara beberapa hari lalu akhirnya menemui titik terang. Panitia MLBB Pro League Malaysia telah menetapkan pemain Bountee Esports bernama Nik “Dominus” Muhyyiddin sebagai pelaku dari kasus tersebut.
Berdasarkan pernyataan resmi dari MPL MY, Dominus dinyatakan telah melanggar beberapa hal selama bermain untuk Bountee Esports dalam turnamen MPL MY Season 13. Lebih lanjut, Ia juga diduga mencoba menyuap rekan-rekan setimnya untuk mengalah dalam suatu pertandingan di kompetisi itu.
“Nik “Dominus” Muhyyiddin telah melakukan percobaan match-fixing dan menawarkan suap kepada kedua rekannya di Bountee Esports untuk mengalah dalam suatu pertandingan. Ini adalah pelanggaran serius terhadap integritas dan profesionalisme.”
“Sesuai yang ditulis dalam rulebook Moonton (12.2.14), pemain yang bersangkutan telah melanggar peraturan yang melarang match-fixing dalam kompetisi, yang berbunyi “Pemain di dalam tim tidak diperbolehkan menawarkan, sepakat, bekerja sama, atau mencoba untuk mempengaruhi hasil dari suatu pertandingan yang dilarang oleh peraturan.” tulis MPL MY.
Atas pelanggaran tersebut, Dominus mendapat hukuman larangan bermain dari setiap kompetisi resmi yang diselenggarakan oleh Moonton di lingkup Malaysia dan internasional hingga bulan April 2025. Di sisi lain, Bountee yang sempat mendapatkan pengawasan karena kasus ini dinyatakan tidak bersalah dan melanjutkan bermain di MPL MY.
Selepas penemuan kasus ini, pihak MPL MY berjanji akan bekerja keras demi melindungi sportivitas liga dengan mendidik para partisipannya terkait kode etik dan moralitas dalam kompetisi profesional. Kendati demikian, beberapa penonton MPL MY merasa bahwa hukuman yang diberikan kepada Dominus terlalu ringan dengan pertimbangan Ia berpotensi melakukan pelanggaran yang sama di masa depan.
Kasus tersebut tentunya menjadi pukulan besar terhadap citra kompetisi MLBB Malaysia yang saat ini sedang naik pamornya. Ditambah dengan status Malaysia sebagai tuan rumah untuk event M6 tahun ini, tentunya panitia MPL MY tak ingin ada kasus serupa terjadi dan menimbulkan kehebohan di luar komunitas MLBB Asia Tenggara.