Lagi-lagi sebuah kasus gugatan dilayangkan oleh Riot! Kali ini adalah NetEase yang menjadi sasarannya terkait game Hyper Front.
Riot Games, selaku pengembang game Valorant, berencana untuk membawa NetEase ke jalur hukum dalam waktu dekat. Menurut mereka, publisher asal Cina itu telah menjiplak Valorant sebagai basis game fps yang bernama Hyper Front.
Riot telah menyiapkan gugatan hukum ini dari Inggris ke Jerman, Brazil, dan bahkan Singapura. Mereka berencana untuk menuntut kompensasi atas pelanggaran hak cipta tersebut, walau nominalnya masih belum disebutkan. Dalam gugatan tersebut, Riot memfokuskan sejumlah karakter, skin senjata, hingga map dalam Hyper Front yang dianggap telah menjiplak Valorant mentah-mentah.
Dan melihat materi yang mereka bawa, sepertinya Riot memiliki alasan kuat untuk menggugat NetEase. Hyper Front, yang mengusung mode 5v5 seperti halnya Valorant, terlihat memiliki beberapa kesamaan mencolok seperti yang telah disebutkan di atas. Bahkan sebelum dirilis secara luas, banyak yang memperkirakan Hyper Front akan dituntut oleh Riot karena hal-hal tersebut.
NetEase sendiri memodifikasi beberapa hal untuk menghindari tuntutan dari Riot. Walau demikian, pihak Riot menganggap perubahan-perubahan yang dilakukan tidak substansial dan masih membawa kesan Valorant dengan kuat.
Gugatan ini bukan yang pertama kali dilayangkan oleh Riot. Sebelumnya mereka telah menuntut Moonton, sang developer Mobile Legends, di California. Gugatan tersebut menyatakan bahwa Moonton menjiplak artwork dan disain karakter dari game League of Legends dan LOL: Wild Rift.
Walau demikian, gugatan tersebut dianulir karena pihak pengadilan California merasa tuntutan tersebut seharusnya diselesaikan di Cina, dikarenakan perusahaan induk Riot, Tencent, ada di sana. Sepertinya Riot belajar dari pengalaman tersebut dan memutuskan untuk menyiapkan gugatan di beberapa negara.