Senjata, pertempuran, dan paling penting, kekuatan wanita sedang dalam pertunjukan di Kartini Day Ladies Showdown. Apa lagi yang bisa dilakukan untuk menghormati salah satu aktivis perempuan paling terkenal, kalau bukan aksi semalaman dari gamer wanita di Indonesia.
Event charity satu hari ini diadakan pada tanggal 21 April dan diselenggarakan oleh platform pembayaran khusus gaming, Unipin, dan Riot Games SEA, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kekerasan seksual terhadap wanita. Event ini diadakan bertepatan dengan hari lahir Raden Adjeng Kartini, aktivis Indonesia yang memperjuangkan pendidikan dan hak untuk wanita pada tahun 1800 sampai awal 1900an. Lebih dari 30.000 penonton menonton 20 gamer wanita bertanding League of Legends : Wild Rift dan Valorant.
2 tim yang masing-masing beranggotakan 5 orang memperebutkan hadiah sebesar 60 juta rupiah (US$ 4.120).
Photo credits: UniPin
Team Ladyboss mengalahkan Team Girlpower 2-0 di Wild Rift. Lalu tim She Owns It! menang dari Team She Got This di Valorant. Hadiah uang ini lalu didonasikan ke organisasi non-pemerintah Lentera Sintas Indonesia menggunakan nama pemenang.
Sherlin “Sherlintsu” Susanto, bagian dari Team Ladyboss, berharap event ini bisa membawa eksposur yang besar untuk pelecehan seksual. “Saya juga ingin menjadi suara wanita yang tidak bisa mengekspresikan dirinya. Jadi orang bisa lebih tahu kalau banyak orang yang ternyata tidak berani untuk bicara,” katanya.
Bukan hanya pertandingan persahabatan, Kartini Day Ladies Showdown juga menyiarkan beberapa pesan kuat. Mulai dari video tentang seringnya perempun tidak dihiraukan ketika melaporkan tindakan pelecehan seksual, dan diakhiri dengan pesan agar orang-orang melakukan hal yang lebih baik.
Ada juga wawancara dengan selebriti gamer perempuan tentang pengalamannya mengalami kekerasan dan pelecehan seksual di esports.
Influencer Nona Berlian berbagi tips untuk menghadapi hal ini.
“Kalau saya, saya tidak akan balas mereka sampai mereka diam, atau tidak menggubris mereka sma sekali,”katanya. “Orang seperti mereka itu hanya ingin diperhatikan. Tapi ketika sudah kelewatan, kita harus bisa mempertahankan diri kita sendiri. Soalnya kalau bukan kita, siapa lagi.”