Sebuah tragedi besar telah menimpa sepakbola Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 2022, tercatat setidaknya 125 orang meninggal dalam sebuah insiden huru hara yang terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang. Pertandingan Arema melawan Persebaya malam itu sontak dipenuhi dengan teriakan dan tangisan yang memekakkan telinga.
Seperti yang dideskripsikan oleh saksi mata dalam pertandingan tersebut, sebagian besar korban yang mati dan terluka adalah mereka yang terkena efek tembakan gas air mata yang dilontarkan aparat kepolisian, yang berdalih bahwa mereka sedang memecah kerusuhan di antara suporter di lapangan. Kebingungan dan sesak nafas di antara suporter mengakibatkan mereka saling berhamburan keluar lapangan dan berdesakan satu sama lain yang berujung dengan saling injak dan mati karena tak mampu diselamatkan.
Tragedi yang mewarnai derby Jawa Timur yang dimenangkan oleh Persebaya di kandang Arema tersebut dengan cepat menjadi sorotan publik internasional. Sebagian besar federasi, liga, pelatih, pemain dan tokoh-tokoh penting turut mengucapkan bela sungkawa atas peristiwa tersebut.
“Sangat menyedihkan. Sangat disayangkan apa yang telah terjadi di Indonesia. Saya turut berduka dan mendoakan untuk keluarga di Indonesia yang terdampak dan semuanya” ujar Guardiola yang ditanyai mengenai insiden Kanjuruhan menjelang pertandingan Manchester City melawan Manchester United pada tanggal 2 Oktober lalu.
Sementara itu, La Liga sepakat untuk mengheningkan cipta sebelum pertandingan untuk mengenang para korban tragedi Kanjuruhan. Salah satunya adalah prosesi yang dilakukan dalam laga RCD Espanyol melawan Valencia dan Real Madrid melawan Osasuna.
“Saya mewakili seluruh lapisan sepakbola di Eropa, ingin menyampaikan duka cita yang mendalam atas apa yang terjadi di Kanjuruhan, Jawa Timur” cuit presiden UEFA, Aleksander Ceferin, melalui akun resmi twitter UEFA.
Pemain klub Istanbul Basaksehir dan legenda timnas Jerman, Mesut Özil, yang sempat mengunjungi Indonesia pada bulan Mei lalu menyampaikan bela sungkawa terhadap korban melalui akun twitternya. “Turut berbelasungkawa untuk semua korban meninggal dalam peristiwa di Malang, Indonesia. Saya berdoa untuk para korban semoga ditempatkan di tempat yang paling mulia di Sisi Tuhan”.
Di luar ranah sepakbola, tak sedikit pula klub dan pelaku olahraga yang turut menyuarakan simpatinya terkait insiden Kanjuruhan. Tak terkecuali dengan tim esports yang saling memberikan pesan duka di media sosial masing-masing.
“Kami berdoa bagi keluarga yang ditinggalkan dalam tragedi tersebut”. Sebuah pesan yang dibagikan oleh Team Secret di seluruh media sosial mereka.
Boom Esports, tim asal Indonesia yang sedang berdengung di media sosial sebagai perwakilan Indonesia di The International untuk pertama kalinya, turut menyampaikan dukanya di media sosial mereka.
“Gue turut berduka cita terhadap keluarga yang ditinggalkan. Gak kebayang ketika anak gua minta izin ke gua mau nonton pertandingan terus gak balik lagi. Bayanginnya aja merinding” ucap Jonathan Liandi, salah satu influencer besar di skena Mobile Legends Indonesia, di salah satu videonya.
Untuk diketahui, insiden ini merupakan yang terbesar dalam sejarah kelam sepakbola Indonesia sejauh ini. Sebelumnya kericuhan antar suporter yang terjadi di kisaran tahun 2017-2018 di Indonesia mencatatkan kurang lebih lima orang meninggal dunia. Saat ini federasi sepak bola Indonesia, PSSI, sedang melakukan investigasi untuk menemukan fakta lebih lanjut dari tragedi Kanjuruhan.
Olahraga mungkin benar-benar mampu menyatukan dunia. Namun semoga ke depannya tak perlu menunggu tragedi seperti ini untuk bisa saling mengesampingkan perbedaan dan menyatukan pikiran.