Dengan waktu yang terus berjalan sampai ke pertarungan terakhir, kapten PSG CoupDeAce memperkuat dominasi timnya dengan membantai habis semua musuh yang tersisa. Dengan sisa 25 detik, tidak ada yang berdiri di antaranya dan kemenangan.
Pada tanggal 22 November 2020, ratusan ribu penonton datang dan menonton tim PSG esports dari Singapura untuk bertarung dengan INTZ dari Brazil di Twitch. Pemenang bisa pulang sebagai juara di 2020 Brawl Stars World Championship.
Walaupun menang dengan manis, kesuksesan PSG hanya dapat datang karena latihan berbulan-bulan dan kerja keras. Transisi mulus dan komunikasi yang kompak – yang sepertinya tidak terlalu kelihatan saat hari bertanding – ditambah jam-jam yang tidak terhitung dari sesi latihan adalah fondasi kesuksesan mereka.
Dedikasi seperti itu datang karena adanya pengorbanan dan keteguhan. Dan untuk Nicholas “CoupDeAce” Ng dan Jerome “Response” Quek, kecintaannya terhadap game dan keinginan mereka untuk menang membuat mereka untuk mengeluarkan semuanya.
“Di atas kecintaan saya terhadap game ini, kompetisi sangat memotivasi saya. Saya adalah kompetitor yang besar dan saya sangat tidak suka kalah,” kata CoupDeAce. “Bagi saya, bisa memainkan game itu tidak cukup – keinginan utnuk menang itulah yang membawa hal ke level yang lebih tinggi.”
Sebagai mahasiswa tingkat awal, Response juga menyebutkan kesulitan menyeimbangkan antara profesional gaming dan kewajiban untuk belajarnya sebagai tantangan terbesar di karir esportsnya.
“Di antara jam-jam panjang dari latihan dan pekerjaan sekolah, saya sering kesulitan untuk mengatur waktu saya dan orang tua saya mulai khawatir kalau saya akan meninggalkan pelajaran saya,” kata mahasiswa 17 tahun ini.
Untungnya, orang tua Parents sangat mendukung, dan sangat percaya kalau dia mampu menentukan yang terbaik untuk dirinya. Ini dimulai dari karirnya mulai dilihat dan dikenal orang banyak.
Kedepannya, CoupDeAce memiliki rencana besar untuk PSG. Tim Jepang dan Eropa – seperti Animal chanpuru dan Zeta Division – tetap menjadi pesaing besar untuk mereka, dan PSG tidak terlihat mau untuk melepaskan titel juaranya.
Tim ini datang dari region yang lebih kompetitif, dan mendapatkan keuntungan bermain di region yang memiliki kemampuan untuk berlatih dengan tim yang lebih seimbang. Namun demikian, PSG akan bekerja dengan sumber daya yang tersedia untuk mempersiapkan diri mereka sebaik mungkin.
“Sejauh ini semua berjalan cukup baik. Kami sudah memenangkan setiap final regional bulanan tanpa ada masalah,” kata Response.
Meski dia lebih suka kesempatan untuk bermain dengan tim dari region lain, dia tetap bertahan dengan tim regional memberikan kesempatannya untuk mengasah strategi tim dan berlatih untuk berpikir lebih tajam.
Sebagai anggota kebanggan dari tim Brawl Star dunia, CoupDeAce dan Response punya banyak hal untuk dibanggakan. Tapi meskipun mereka petarung hebat, mereka tidak ada keinginan untuk bersantai.
Mengakhiri interview, CoupDeAce menawarkan beberapa kata penyemangat untuk gamer kompetitif. “Sebagai gamer kompetitif, kamu harus bekerja keras untuk melihat hasilnya. Saya tahu bakat terkadang memiliki peran, namun kamu harus tetap kuat dan mencari cara untuk menjadi lebih baik di dalam game. Sangat tidak realistis kalau kamu berpikir bisa menjadi pro dalam semalam.”