Maskulinitas toksik saat ini menjadi permasalahan dalam kehidupan modern. Problem ini ada dalam hampir berbagai hal, begitu pula di ranah esports. Walau demikian, hal tersebut tidak menyurutkan niat seorang Johnmar Villaluna untuk menjadi pemain profesional.
Dikenal dengan nickname OHMYV33NUS, Ia menjadi kapten dalam tim Mobile Legends: Bang Bang dari Blacklist International dan menjadi salah satu nama yang berpengaruh untuk komunitas LGBTQ+ yang Ia banggakan.
V33NUS tak pernah berhenti melakukan apa yang Ia anggap perlu untuk menghapus stigma yang melekat terhadap komunitas tersebut. Ia tidak peduli dengan hinaan yang didapat ketika timnya kalah. Ia tidak peduli apabila dirinya dicap dan dipandang aneh maupun menjijikkan. Yang Ia pikirkan hanyalah bagaimana kaumnya dipandang sejajar di masyarakat, terlepas dari suku, bahasa, dan preferensi gender.
“Gamers ya gamers. Bukan gaymers, girl gamers, atau apapun. Siapapun bisa jadi gamer,” ucap V33NUS.
Awal dari Sebuah Perjalanan
Johnmar muda mengawali kehidupannya sebagai gamer ketika Ia aktif memainkan Ragnarok, World of Warcraft, dan Dota di sebuah bilik warnet di Filipina. Dengan harapan bisa menjadi pemain profesional, Ia menghabiskan sebagian besar waktunya dalam permainan-permainan tersebut. Saat itu Ia terbiasa menghabiskan waktu hingga 12 jam dalam sehari.
Walau demikian, impiannya menjadi pemain profesional di Filipina saat itu tidak berjalan dengan mulus. Dan perlahan-lahan, semangat yang membara dalam dirinya mulai padam. Ketika Johnmar menginjak usia 25 tahun, Ia berpikir untuk mengubur harapan tersebut dan menyusul keluarganya di Jepang.
Takdir kemudian berpihak kepada dirinya. Saat Johnmar menunggu persiapan Visa untuk ke Jepang, panggilan hidup yang Ia tunggu muncul. Ia menyaksikan kompetisi MLBB dan jatuh cinta dengan penampilan tim Onic Esports dari Indonesia. Saat mencoba bermain MLBB dan memenangkan beberapa pertandingan, Ia menyadari ada potensi di situ. Seketika Ia mengontak beberapa teman dan bermain di kompetisi-kompetisi lokal.
“Saat kami memenangkan kompetisi yang pertama, kedua, dan ketiga, di situlah kami mulai bermimpi besar,” ucapnya dalam sesi di SPIN.ph. Kerja kerasnya membuahkan hasil: Ia direkrut ke dalam tim favoritnya, Onic Philippines.
Namun karirnya di Onic tidak berkembang. Ia dilepas dari tim itu selepas kekalahan di mana Ia tidak diperbolehkan bermain menggunakan iPad. Pada bulan November 2020, Ia bersama pasangannya, Danerie James Del Rosario aka Wise, keluar dari Onic Philippines.
Dan mereka tidak menyerah begitu saja.
Jalan Menuju Kemenangan
Dua hari setelah kejadian itu, V33NUS dan Wise direkrut ke dalam tim MLBB Blacklist International. Ia menjadi kapten di tim itu dan membawa mereka menjadi juara di MPL Filipina musim ke-7. Sempat mundur dari tim reguler pada musim ke-9, Ia kembali lagi pada tahun 2022 dan memenangkan MPL Filipina musim ke-10 sekaligus dinobatkan sebagai MVP dalam kompetisi itu.
Dengan pencapaian yang luar biasa itu, kisah perjuangan OHMYV33NUS menjadi cerita yang banyak dibicarakan di komunitas esports di Asia Tenggara. V33NUS dan Wise menjadi pasangan yang menuai pujian di mana-mana.
Meski sempat menimbulkan pertanyaan di antara penggemarnya, status keduanya sebagai kekasih akhirnya jelas saat Wise menyebut V33NUS sebagai pasangan hidupnya.
Dalam terjemahan bahasa Filipina, Wise mengungkapkan bahwa “Vee membuatku jadi pemain yang lebih baik. Vee mengajariku untuk berubah, menjadi orang yang lebih baik”. Dan dari momen tersebut dukungan “VeeWise” bergaung di sosial media.
Pasangan ini semakin ramai dikenal oleh penonton MLBB saat mereka menjadi juara dunia dalam kompetisi M3 pada awal tahun 2022. Permainan menawan dari V33NUS membuatnya dijuluki sang Ratu oleh para penggemarnya.
Tahun ini Blacklist juga tampil cukup baik di kompetisi internasional, di mana mereka nyaris menyabet gelar juara back-to-back di M4. Mereka kalah di grand finals melawan rivalnya, Echo Philippines, yang mengusung taktik dan strategi jitu.
Walaupun kalah, sang Ratu tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya melalui post Facebook. Ia juga berjanji bahwa timnya akan berbenah untuk lebih baik di musim berikutnya.
Dan apapun hasil yang telah didapatkan, V33NUS kini menyandang status sebagai idola dalam komunitas MLBB. Semua tak lepas dari kerja keras, kemampuan, dan nilai-nilai yang Ia perjuangkan.
Saat Ia mendapat hinaan dari penonton homofobik di halaman Facebook, Ia mengecam keras tindakan tersebut.
“Saya akan terus menggunakan platform yang ada untuk membuka mata masyarakat bahwa perilaku homofobik mempengaruhi komunitas LGBTQ+ dan bagaimana menyikapi stigma tersebut sebagai motivasi untuk melangkah ke depan. Pergerakan ini tak hanya sebatas untuk komunitas LGBTQ+, tapi bagi siapa saja.”
“Menjadi atlet esports yang mewakili kaum LGBTQ+ artinya orang seperti saya akan diperhatikan. Saya bisa memanfaatkan ini untuk membantu membuka pikiran publik dan meluruskan salah paham serta perlakuan buruk yang kerap dialamatkan kepada komunitas LGBTQ+ dalam kultur gaming,” ucapnya kepada SPIN.ph.
Di luar kecamannya terhadap kaum homofobik, Ia juga menekankan disiplin dan kerja keras dalam esports, di mana Ia meyakini industri ini berperan dalam membentuk dan mengarahkan anak-anak muda ke jalan yang baik.
“Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, industri esports di sini masih belum solid. Karena itu kita harus fokus untuk mendsiplinkan para pemain pro, karena kita akan menjadi panutan dari generasi yang lebih muda,” ujarnya.
“Kita tidak bisa mengandalkan orang lain untuk menjadi contoh yang baik dan benar, kita harus mulai dari diri sendiri.”