Fans Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) Indonesia seharusnya sudah sangat familiar dengan kata “franchise league”. Hal ini didiskusikan secara rutin oleh fans tentang mengapa MPL berbentuk franchise league, sedangkan tim lain tidak bisa masuk ke MPL dengan mudah, kenapa mahal, dan lainnya.
Apa itu franchise league?
Dalam esports, franchise league sudah lama diperkenalkan. Pada tahun 2016, Overwatch League by Activision Blizzard mengumumkan liga mereka akan menggunakan sistem franchise league. Pada dasarnya, yang ditawarkan oleh sistem ini adalah keamanan pekerjaan untuk para pemain. Tim yang setuju untuk masuk ke franchise league harus memiliki gaji minimal untuk para pemain yang ditentukan oleh panitia, termasuk asuransi kesehatan dan gaming house untuk mereka. Terdengar enak, bukan?
Di Indonesia, franchise league pertama diperkenalkan oleh Moonton melalui MPL season 4. Dulu, tim harus membayar sebesar US$ 1 juta untuk masuk ke MPL. Pada akhirnya, ada 8 tim yang membayar “biaya masuk” dan sampai sekarang masih bertanding, kecuali yang baru saja bubar Aerowolf.
Kenapa begitu mahal?
Bayangkan apa yang bisa dilakukan oleh sebuah tim dengan US$ 1 juta. Mereka bisa membangun gaming house yang besar, membuat fasilitas latihan, membuat merchandise yang menarik, dan bahkan membuat tim superstar yang baru. Tapi, 8 tim ini membayar US$ 1 juta untuk masuk MPL. Apa yang menarik untuk mereka adalah popularitas dari MPL itu sendiri. MLBB sangat populer di antara anak muda di Indonesia, yang merupakan target pasar mereka.
Sejujurnya, 50% dari penghasilan liga ini terbagi rata untuk 8 tim. Setiap tim menerima jumlah yang sama, tidak peduli posisi terakhir mereka di liga. Kedepannya, mungkin juga akan ada hak siar yang dimasukkan; tim yang memiliki jumlah viewership lebih tinggi mungkin bisa dibayar lebih daripada yang lain (saya tahu kalian pasti berpikir 1 tim).
Aspek terpenting dalam franchise league adalah mereka ingin melindungi pemain, mirip dengan Overwatch League pada tahun 2016 lalu. MPL sudah menetapkan gaji minimum untuk player, jadi pemain merasa aman bermain tidak perlu berpikir bayaran mereka.
Pada akhirnya, semua adalah soal angka. Lihat statistik viewership di bawah ini oleh Esports Charts.
Kalau kamu adalah sebuah brand yang mencari tim untuk disponsori, mungkin kamu akan ngiler dengan statistik ini; kesadaran terhadap brand yang instan kepada 1 juta penonton dalam satu pertandingan MPL. Pendapat kami, inilah alasan utama kenapa MPL sangat mahal dan eksklusif.
Rumor mengatkan kalau untuk masuk ke MPL sekarang bukanlah US$1 juta lagi, mungkin sudah membesar dua kali, tiga kali, atau bahkan lebih.