Pandemi memberhentikan sementara olahraga profesional seluruh dunia sebelum melanjutkannya dengan penonton yang dikurangi bahkan tidak ada penonton langsung. Olimpiade Tokyo mungkin menjadi bayangan bagi edisi sebelumnya tanpa energi dari penonton.
Tapi ada satu pemenang selama pandemi ini: Esports. Banyak fans olahraga tradisional yang berubah menjadi menonton esports untuk memuaskan kehausan mereka akan hal kompetitif.
Hal ini diutarakan dengan sangat baik oleh Kelly Ong, Chief Strategy Officer dan co-owner dari raksasa esports Alliance. Dalam fungsinya, dia merencanakan strategi perusahaan untuk sponsorship, perekrutan, penganggaran biaya, dan lainnya.
“Sekarang, penonton esports (dan hadiah turnamen) sudah menyusul banyak tingkat penonton olahraga tradisional kecuali acara olahraga terbesar,” katanya. Menurut Green Man Gaming, esports sudah memiliki audiens yang lebih besar dibandingkan American Football. Pada tahun 2019, esports menarik sejumlah 433 juta penonton global, sedangkan American Football dan rugby dikombinasikan menarik 410 juta penonton.
Esports juga menarik penonton muda, sudah diduga. Sebuah survey pada tahun 2020 oleh Limelight Networks kepada 4.500 gamer menemukan bahwa yang berumur 18 sampai 25 tahun memilih menonton esports dibandingkan olahraga.
Bagaimanapun, Kelly juga menekankan kalau esports itu seperti anak baru di lingkungan. “Untuk sebuah pengejaran (kepada olahraga tradisional), saya pikir ini akan membutuhkan sepuluh tahun atau dua puluh, tapi saya pastinya melihat kemungkinan. Kita tidak bisa mengalahkan olahraga karena panjangnya tradisi dari olahraga, dan secara pribadi saya rasa banyak orang yang tidak mau. Sebenarnya, banyak dari kita yang bekerja di esports datang dari olahraga juga – dan kita berbagi benang merah yang sama – hasrat untuk berkompetisi dan untuk menjadi yang terbaik di dunia dalam sesuatu.”
Esports sudah mengalahkan olahraga tradisional dalam hal uang. Menurut Esports Observer, esports menerima investasi fantastis sebesar US$1,95 miliar pada tahun 2019. Hadiah untuk esports sudah lebih besar daripada kebanyakan olahraga – pada tahun 2017, hadiah The International sebesar US$ 23 juta mengalahkan Tour de France (US$ 2,52 juta) dan US Open (US$ 10,25 juta).
Pendapatan dari esports secara global juga diperkirakan mencapai US$ 1,1 miliar tahun ini, menurut peneliti pasar Newzoo.
Perusahaan seperti TikTok dan Nike sudah masuk ke kereta esports, dan Kelly sangat senang melihat prospeknya.
“Saya sangat gembira melihat semua perusahaan/brand masuk ke esports – ini membuktikan lebih dan lebih konsep dan nilai dari industri kita. Di beberapa negara, esports sudah melewati industri hiburan ketika berbicara tentang jumlah mata. Pengalaman digital dan budaya digital akan menjadi lebih besar dan tidak terhindarkan di masa depan kita, yang berarti olahraga digital juga akan tetap bertahan.
“Saya melihat kecenderungan kuat dari brand besar untuk tetap dengan metode konservatif mereka seperti distribusi (halte/stasiun kereta api/iklan di bus, radio/iklan tv). Itu adalah hal yang bernilai untuk demografi tertentu, tapi apabila kamu ingin mencapai pasar anak muda, tidak ada hal yang lebih baik daripada dengan kami!”