Berganti karir adalah pilihan yang umum di kalangan atlit profesional. Seiring berjalannya tahun, tak sedikit yang perlahan-lahan mulai meninggalkan kompetisi dan beralih ke posisi/pekerjaan lain yang masih berhubungan dengan bidang yang mereka dambakan.
Dalam obrolan kilas baliknya, Yos “Indominator” Sonneveld mengatakan bahwa Ia terpaksa mundur dari kompetisi sepak bola profesional di divisi empat liga Belanda di usia yang masih muda. Walau demikian, pemuda berdarah Belanda-Jawa itu tak ingin sepenuhnya meninggalkan sepak bola yang terlanjur Ia cintai.
Pada tahun 2015, Ia memutuskan untuk menjadi atlit esports di game Pro Evolution Soccer (PES). Tak puas hanya sekadar bermain, Ia mendalami seluk beluknya untuk menjadi yang terbaik.
Dedikasinya terhadap permainan tersebut membuahkan hasil. Ia menjadi salah satu nama yang kerap bertanding di kompetisi-kompetisi PES berskala internasional. Dan saat Ia berakhir sebagai runner-up di kompetisi PES World Championship Co-op 2018, klub-klub besar di Eropa mulai memburu tanda tangannya.
Nama Indominator naik dan dikenal banyak orang ketika Ia bermain di dua tim esports sepak bola besar di Eropa: Celtic dan Arsenal.
Kontraknya telah berakhir dengan Arsenal pada bulan Juli lalu. Walau demikian, pemain yang baru saja mencicipi liga esports sepak bola profesional pertama di Indonesia dan bermain mewakili timnas Belanda di IESF WEC 2022 itu mengatakan pada kami bahwa Ia berencana terbang ke London untuk bermain kembali bersama Arsenal.
“Arsenal tertarik untuk mengontrakku kembali,” aku Indominator. “Masih ada waktu sekitar Januari hingga awal Februari mendatang untuk ngobrol soal kontrak. Dan kompetisi eFootball di Eropa baru dimulai sekitar Februari atau Maret 2023.”
Ditanyai tentang peluangnya meraih trofi di Arsenal untuk musim 2023, Indominator mengatakan bahwa Ia masih memastikan persiapan untuk ke depannya.
“Kalau aku bisa dapat rekan sesuai kriteria yang kuminta, aku yakin banget bisa menang bersama Arsenal musim depan. Tapi beberapa tahun ke belakang aku nggak punya pengaruh penting dalam menentukan nama yang bisa kurekomendasikan untuk main bareng. Sekarang semua itu diputuskan oleh agensi esports Arsenal.”
Selain masih memikirkan nasibnya untuk musim depan, Indominator mengomentari skena kompetitif di update eFootball 2023, yang menurutnya “noob friendly”. Ia merasa pemain dengan tingkat kemampuan rendah kali ini punya kesempatan untuk bertahan lebih lama di mode kompetitif.
“Aku rasa skill gap di eFootball 23 itu udah gak berasa lagi. Sekarang ini bermain bertahan udah dibantu sistem,” ucapnya. “Sedangkan kalau kita main di versi 22, kita bisa nyerang dan cetak gol dalam berbagai cara. Misalnya ngegocek sampai depan atau build up perlahan dari belakang. Menurutku lebih seimbang begitu.”
Dan berbicara soal kapasitasnya dalam kompetisi mendatang, Indominator merasa tak lagi di level yang prima, terutama dalam turnamen single player. Oleh karenanya Ia ingin lebih fokus dalam spesialisasinya sebagai pemain co-op. Ia bahkan setengah bercanda ingin pindah ke kompetisi game lain bila ada kesempatan.
“Aku belakangan sering main Warzone bareng teman-teman! Sejujurnya main Warzone terasa lebih asyik kalau dibandingin main eFootball yang semakin kompetitif dan agak repetitif,” ungkapnya. “Kayaknya aku butuh waktu belajar lebih buat naik ke tingkatan yang lebih tinggi. Tapi kalau memungkinkan, kepingin juga sih ikutan kompetisi Warzone sewaktu-waktu.”