Antara mengurus pekerjaan penuh waktunya sebagai content creator, membawa acara esports seperti Dota 2 KL Major di 2018 dan membagi waktu dengan orang tersayangnya, Shu Faye Wong menemukan cara untuk menyalurkan passionnya untuk streaming.
Dengan lebih dari 19.100 follower setia di Twitch dan rata-rata 300 penonton setiap streaming, dia sudah membuat namanya dikenal sebagai streamer selagi menyeimbangkan waktunya dengan karirnya. Rahasianya? Personalita yang menarik, humoris, dan menyukai gaming.
Gamer sejak kecil, content creator Malaysia ini sudah mengenal Dota 2 lebih dalam sejak kuliah, walaupun dia mencintai game dan didukung oleh temannya, dia dulu sempat absen, karena kurang waktu dan komputer yang tidak mendukung.
“Saya rasa saya tidak memiliki PC yang bagus untuk streaming, saya hanya punya laptop,” kata streamer 25 tahun ini. “Dengan kuliah dan tugas-tugasnya, saya juga tidak punya waktu luang.”
Hanya sejak lulus kuliah dan selama bekerja penuh waktu sebagai content creator di Jinnyboytv baru dia menemukan enaknya streaming, dan langsung cinta pada pandangan pertama.
Sejak saat itu, streamer paruh waktu melanjutkan mengejar passionnya dengan mengubah waktu kerjanya dan dengan dukungan setup dari Razer, Logitech, Prodigy, dan lainnya. Ditambah dengan interaksinya dengan komunitas dan kesempatan untuk mencerahkan hari seseorang dengan personalitasnya yang asik dan lucu, dia sering streaming sampai subuh.
“Saya tidak suka streaming hanya 1-2 jam, kalau stream, biasanya 4-8 jam paling sedikit.”
Tidak semuanya berjalan lancar
Walaupun kecintaannya terhadap webcasting, fanatic game ini sering mendapati kesulitan. Mulai dari di troll follower, sampai ketidakkonsistenan waktu streaming yang menyusahkan Wong.
“Ada kesalahpahaman kalau streamer perempuan hanya streaming untuk uang dan perhatian, mungkin ada yang seperti itu, tapi tidak semua,”katanya.
Tantangan terbesar untuknya adalah untuk menjaga streamingnya tetap ringan ditonton dan lucu meski memiliki skill kompetitif untuk Dota 2 dan Valorant, game yang paling sering dimainkan.
“Konten saya biasanya tentang hal yang lucu, jadi ketika terlalu serius, tidak enak untuk ditonton,” katanya.
Meski adanya tantangan, dia tetap melanjutkan streaming dengan tidak hanya fokus pada jeleknya saja, tapi ke orang-orang yang sudah mendukungnya. Cinta dan dedikasi ini bahkan sudah membuatnya berpikir untuk menjadi streamer penuh waktu di beberapa kesempatan. Namun, karena takut akan kehilangan kegemburaan saat streaming kalau dia mengejar karirnya, dia masih bimbang antara karir atau passion.
“Kalau sudah berbicara soal karir, sangat berat, sama seperti pekerjaan lainnya, ketika kamu melakukan sesuatu berulangbkali, kamu bisa jadi jenuh, sudah jadi eutinitas. Ketika saya menganggap ini sebuah pekerjaan, saya tidak akan merasa gembira lagi,” tambahnya
Berharap banyak orang yang masuk ke industri ini, baik itu passion atau karir, KOL ini membagikan quote paling menarik untuknya.
“Jangan biarkan orang memanggilmu cupu. Kamu memang cupu, tapi jangan sampai orang bilang begitu.”