Di jam 1 siang, Matthew “Whitemon” Filemon memulai harinya. Dia duduk di depan layar komputernya berjam-jam, menekan tombol-tombol sambil berdiskusi strategi dengan audiens yang tak terlihat.
Tidak, pemuda 21 tahun ini bukan gila karena kerja monoton di rumah. Dia justru sedang latihan dengan timnya.
Dia mungkin terlihat seperti Joe pada umumnya, tapi dengan Whitemon, dia adalah pemain esports profesional yang berjuang di kejuaraan Dota 2 yang akan datang, the International 10 (TI10).
Dan seperti profesional pada lainnya, dia menghabiskan waktu berjam-jam memoles skillnya.
“Latihan biasanya mulai dari jam 1 siang sampai 12 malam,” ujarnya. “Biasanya kami latihan jam 1 sampai jam 7, setelahnya kami bermain pertandingan publik.”
Waktu yang panjang, jam-jam menyiksa, dan faktanya kalau dia sudah bermain game sejak 2012 tidak menghilangkan cintanya pada game. Sekarang, passionnya sudah membuat jalannya dan timnya lolos ke TI10, setelah performa luar biasa mereka di WePlay Animajor 2021 dan Electronic Sports League (ESL) One Summer 2021, dimana mereka juara 3 dan 1 secara beruntun.
Timnya T1, yang jatuh bangun di ONE Esports Singapore Major 2021 April lalu, sudah mengumpulkan momentum yang kuat untuk menjadi satu lawan yang kuat di TI.
“Untuk Singapore Major, kami sudah menyiapkan draft, namun (Carlo “Kuku” Palad) terserang COVID, jadi ini susah untuk kami dan kami tidak berkomunikasi dengan baik,” tambahnya. “Tapi sekarang semua sudah baik, komunikasi kami sangat lancar dan kami punya chemistry.”
Halangan dan tantangan
Di samping penurunan selama Singapore Major, Whitemon kesusahan berkomunikasi dengan timnya, karena adanya kendala bahasa dan jarak.
Sebagai tim internasional, tim berisikan pemain dan pelatih dari beberapa negara seperti Indonesia, Filipina, Thailand, dan Korea. Mereka diharuskan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, bahasa kedua bagi mereka semua. Tim ini sudah berjuang mati-matian untuk mengerti satu sama lain. Parahnya lagi, pandemi mencegah mereka untuk berlatih di satu tempat yang sama dan harus menggunakan grup Facebook sebagai tempat utama berkomunikasi.
“Saya pikir kita bisa jadi malas hanya karena jarak,” tambahnya dengan tertawa. “Tapi selama tidak ada perubahan baru, kami percaya diri bisa bermain baik.”
Untuk mengurangi masalah dan COVID-19, tim sangat berharap dapat terbang duluan untuk berlatih.
“Kami ingin sampai ke sana duluan untuk mengembangkan chemistry dan gameplay kami, jadi hasilnya dapat bagus. Tapi belum yakin,” tambahnya.
Dengan beberapa bulan lagi sebelum TI10, Whitemon bersemangat bermain melawan tim China, spesifiknya PSG.LGD.
“Tim China semua kuat, saya pikir PSG.LGD punya gaya bermain yang mirip dengan kami, tapi kami ingin bermain melawan mereka karena mereka mengalahkan kami di Animajor dan kami mau balas dendam.”
Walaupun lokasi dan tanggal TI10 masih belum pasti, kita sangat ingin menonton tim SEA berkompetisi melawan yang terbaik!