Kompetisi Divisi 1 Dota Pro Circuit (DPC) untuk edisi Winter Tour baru saja berakhir. Dengan jadwal kompetisi yang lebih ketat seperti yang dijanjikan oleh Valve, tentunya tak mengherankan bila beberapa tim lantas menjadi kejutan di kompetisi ini.
Di region Asia Tenggara, penonton-penonton Dota veteran mendapatkan kejutan yang menyenangkan saat dua tim baru – Bleed Esports dan Blacklist Rivalry – muncul ke divisi 1 dan menyajikan lineup yang menarik. Selain itu naiknya Execration ke divisi 1 dan kembalinya Geek Fam, yang kini berganti nama menjadi Geek Slate, tentu menjadi sajian yang sangat ditunggu.
Di sisi lain, fans tim Boom Esports dan Fnatic sepertinya mendapatkan ‘kejutan’ yang lain, yang membuat mereka ingin segera melupakan musim ini.
Tampil dengan menyandang status sebagai partisipan The International 11 pada bulan Oktober 2022 lalu, kedua tim tersebut justru tampil sangat mengecewakan di musim pembuka DPC 2023 bulan ini.
Boom yang berhasil mempertahankan Yopaj, Fbz, dan sang pelatih, Mushi, berhasil mendatangkan nama-nama besar seperti Xepher dan Xnova. Ditambah masuknya Natsumi yang sebelumnya tampil menjanjikan saat di tim Polaris, tak sedikit yang menjagokan Boom untuk mengulang performa luar biasa seperti tahun 2022.
Di sisi lain, tim Fnatic masih mempertahankan sebagian besar komposisi mereka sejak TI 11. Mereka melepas Jabz dan Raven, yang pindah ke Talon dan Blacklist. Sebagai gantinya mereka mendapatkan Gabbi dan kpii.
Walau demikian, para veteran itu justru menjadi lumbung poin bagi tim-tim lain di Divisi 1. Boom dan Fnatic mendulang kekalahan beruntun. Keduanya bahkan mengantongi empat kekalahan pada awal minggu kedua. Pada akhirnya Boom hanya unggul satu poin dari Fnatic dengan dua kemenangan.
Xnova mungkin menjadi satu-satunya rekrutan yang nampak beradaptasi dengan cepat, namun kerja sama antara Xepher dan Natsumi masih belum solid, di mana keduanya menjadi kelemahan mereka saat ini. Sementara itu Fnatic terlihat tidak memiliki rencana yang jelas tanpa adanya sosok seperti Jabz.
Mantan Pemain Boom dan Fnatic Berjaya
Di posisi puncak, Execration yang bermain konsisten sejak kompetisi dimulai tentunya menjadikan mereka sebagai salah satu nama yang patut diwaspadai. Namun perhatian penonton justru terpaku pada tim yang kurang diperhitungkan seperti Blacklist, Geek Slate, dan Talon Esports.
Terlepas dari pencapaian mereka sebelumnya, tim-tim tersebut memiliki lineup yang bagus dengan pengalaman turnamen internasional. Dan sebagian penonton DPC SEA menyoroti kontribusi pemain-pemain yang keluar dari Boom Esports dan Fnatic yang masuk ke dalam tim-tim itu.
Tims yang mengisi posisi kapten di Blacklist Rivalry sukses membawa tim itu meraih hasil yang lumayan bagus dalam debutnya di DPC SEA. Tampil tanpa pelatih di dalam tim, di mana mereka hanya mengandalkan insight dari Carlo “Kuku” Palad, Tims dan Blacklist berakhir di posisi keempat divisi 1 DPC SEA. Mereka bahkan nyaris mendapatkan tiket menuju Lima Major semalam apabila sukses mengalahkan Talon di laga tie-breaker untuk posisi tiga.
Sementara itu Skem yang bergabung dengan Geek Slate dipastikan menyambangi Lima Major setelah berakhir di posisi runner-up. Tentunya ini akan menjadi momen penting bagi dirinya untuk membesarkan kembali nama Geek yang disebut-sebut sebagai rumah dari pemain-pemain Dota terkenal di SEA.
Hasil yang sama didapatkan oleh Jabz, yang kini menjadi kapten di tim Talon Esports. Mantan kapten Fnatic itu mampu beradaptasi dengan cepat dan membantu timnya menundukkan Blacklist di laga tie-braker dan merebut posisi ketiga, yang mana mengamankan tiket mereka menuju Lima Major mendatang.
Kejutan besar di Eropa
Tak hanya di Asia Tenggara, kompetisi di wilayah Eropa baru-baru ini juga menyaksikan kejutan di mana kedua raksasa kompetisi Dota di region tersebut, Barat dan Timur, tumbang secara mengenaskan.
Di wilayah DPC Eropa Barat (WEU), Team Secret secara mengejutkan hanya mampu meraih satu kemenangan dari tujuh pertandingan, yang mana menempatkan mereka di posisi terakhir di klasemen DPC WEU saat ini. Di sisi lain tim-tim kejutan seperti Gaimin Gladiator dan Entity justru berakhir di posisi tiga besar, menyingkirkan OG dan sang juara TI 11, Tundra.
Beberapa penonton menyoroti turunnya performa pemain seperti Zayac, BOOM, dan Puppey mempengaruhi performa Secret dalam pembukaan musim ini. Selain itu, mereka juga menduga Secret belum memiliki pengganti Nisha yang sepadan. Dugaan mereka dibuktikan dengan performa impresif Nisha di tim Liquid, yang meraih clean sheet di DPC WEU Divisi 1 saat ini.
Di wilayah timur, tim NaVi juga meraih hasil yang sama dengan team Secret. Mereka hanya mampu meraih satu kemenangan sepanjang turnamen DPC Eropa Timur (EEU) Div 1 Winter Tour. Pencapaian ini meneruskan tren buruk yang menimpa mereka sejak kompetisi tahun 2022.
Beberapa analis mengatakan bahwa NaVi membutuhkan perombakan besar untuk bisa membalik kondisi buruk ini. Mereka menyoroti bahwa suasana di ruang ganti NaVi sedang tidak baik-baik saja dan menyarankan untuk melepas beberapa pemain lama dan memberi kesempatan bagi pemain muda.
Musim kompetisi DPC tentunya masih jauh dari selesai. Namun apabila tim-tim tersebut tak segera menyelesaikan problem di dalam tim maka Divisi 2 akan menjadi neraka untuk mereka.