FFML Season 7 menghadirkan kejutan dengan hadirnya juara baru di kompetisi tertinggi Free Fire di Indonesia.
Pada Grand Final FFML Season 7 pada Minggu (16/4/2023) di Jakarta Convention Center (JCC) Genesis Dogma SF yang keluar sebagai juara.
Genesis Dogma SF resmi menjadi juara FFML Season 7 juara usai mengantongi 72 poin dalam enam round pertandingan di Grand Finals.
Mereka unggul tipis 1 poin dari First Raiders Eclipse di posisi kedua. Dengan kemenangan ini, Genesis Dogma SF mencetak sejarah dengan menjadi tim komunitas pertama dari online qualifier dan berhasil menjadi juara di seri FFML sebagai turnamen kompetitif tertinggi Free Fire Esports di Indonesia.
“Lolos melalui online qualifier, kemudian melaju ke babak Grand Finals, dan sekarang menjadi juara di FFML Season 7 yang tak ternilai buat kami.”
“Kemenangan ini menjadi bukti bahwa perjuangan tidak pernah sia-sia, bahwa semua orang bisa menjadi juara. Terima kasih kepada semua yang sudah mendukung GD hingga titik ini, berkat kalian Genesis Dogma SF yang awalnya bukan siapa-siapa, bisa mengakhiri kompetisi ini sebagai juara,” ungkap McGirt Lamberth Robert Uniplaita, Manager Genesis Dogma SF.
Adapun, sang juara bertahan SES Alfaink gagal mempertahankan gelar setelah pulang di posisi 8 dengan total 52 poin. Evos Divine yang menjadi master di Fase Liga FFML Season 7 juga gagal tampil optimal dan hanya bisa duduk di posisi ke-4 klasemen.
Dengan hasil ini, kedua mantan juara FFML dua musim terakhir ini gagal lolos ke turnamen Free Fire SEA Invitationals yang akan digelar pada Mei 2023.
Genesis Dogma SF telah memulai perjalanan panjang di skena kompetitif Free Fire. Meski belum genap berusia 1 tahun, para pemainnya telah bertarung bersama di berbagai kompetisi selama sekitar 3 tahun terakhir.
Mereka telah terjun menjajal kerasnya kompetisi Free Fire dari skala komunitas hingga skala nasional. Pengalaman matang sebagai tim membuat mereka tak gentar saat menghadapi tim raksasa, seperti EVOS Divine, RRQ, dan SES Alfaink.
Susunan pelatih dan pemain Genesis Dogma SF diisi oleh Diaz Adi Nugraha (GDYazzSF) sebagai coach, Rizky Andry Kaesang (GDKikyyySF) sebagai Captain, Fidelio Christo Mumu (GDdelssSF) & Ervianza Shaputra (GDErvianzaSF) sebagai duo Rusher, Yosua Elia Pessak (GDYossSF) sebagai Grenadier, dan Jorgy Hermansyah Djafar (GDBorgayz).
Pada babak kualifikasi, tim ini sejatinya belum memiliki coach. Posisi coach baru ada setelah GDBorgayz bergabung jelang FFML Season 7 dimulai. Seiring berjalannya kompetisi, GDBorgayz kemudian turun sebagai pemain, bertukar posisi dengan GDYazzSF yang menjadi Coach.
Sepanjang Fase Liga, Genesis Dogma menjadi kuda hitam yang beberapa kali memberi kejutan dengan menguasai klasemen Matchday. Meski begitu, permainan mereka masih belum konsisten hingga membuat mereka harus berjibaku untuk bisa lolos ke Grand Finals.
Meski begitu, akhirnya tim yang mayoritas pemainnya berasal dari Sulawesi Utara ini berhasil lolos ke partai puncak setelah mengamankan posisi ke-12; tiket terakhir menuju Grand Finals.
Dalam menghadapi para raksasa di Grand Final FFML Season 7, Genesis Dogma bermain lebih pragmatis dengan strategi bertahan dan mengedepankan poin placement.
Strategi ini membuahkan hasil dengan 1 Booyah yang diraih pada round ke-2. Meski hingga akhir hanya mengantongi 1 Booyah, mereka mampu konsisten dengan mengutamakan poin dari placement.
Mereka bahkan mencatatkan poin placement tertinggi di laga Grand Finals dengan 40 poin. Dengan tambahan 31 poin eliminasi–tertinggi ke-3 di Grand Finals, Genesis Dogma SF akhirnya merengkuh gelar juara.
Setelah berhasil mengukir sejarah di FFML Season 7, Genesis Dogma SF akan kembali ditantang untuk mengukir sejarah lainnya di Free Fire SEA Invitationals. Genesis Dogma SF, akan menjadi wakil Indonesia bersama First Raiders Eclipse, Morph team, dan G Arsy Aphrodite yang keluar sebagai juara 2, 3, dan 4 FFML Season 7. Keseruan perjalanan mereka untuk mengharumkan nama bangsa akan dimulai pada medio Mei mendatang.