“Ada Indonesia di TI10 gaes! Nonton gas!” dukungan dari pengguna sosial twitter dari Indonesia saat gelaran The International 10 yang berlangsung pada tahun 2021 lalu. Antusiasme skena kompetitif Dota 2 di negara-negara Asia Tenggara, terutama Indonesia, sedang tinggi-tingginya. Whitemon dan Xepher berhasil mencapai apa yang selama ini hanya bisa dimimpikan sebelumnya : membawa nama Indonesia di hadapan publik The International. Bersama karl, 23savage dan sang kapten, kuku, mereka membawa harapan yang cukup tinggi untuk melaju lebih jauh di kompetisi TI 10.
Harapan yang sayangnya terpatahkan di tengah jalan. Meski menunjukkan permainan yang menjanjikan, kerasnya medan TI10 seketika mengingatkan mereka bahwa tampil menjanjikan saja tidaklah cukup. T1 akhirnya berakhir di posisi ke-7 usai ditaklukkan oleh Vici Gaming di lower bracket.
“Menurut saya gak ada masalah yang berarti di dalam tim. Kami masih tetap bersama dan masih bisa meningkatkan kualitas permainan. Kemistri di antara kami sudah cukup bagus, jadi gak ada alasan untuk merombak pemain” ucap Whitemon dalam sebuah interview. Ia mengatakan bahwa tim T1 masih memiliki harapan yang tinggi untuk menjadi lebih baik di kompetisi musim berikutnya.
Walau demikian, harapan tinggalah harapan.
Memasuki musim 2022, Performa T1 lambat laun mengalami penurunan. Meskipun berulang kali mendapatkan posisi di antara empat besar, T1 tampil dengan konsistensi yang masih jauh dari harapan sebelumnya. Situasi semakin pelik ketika 23savage mengumumkan dirinya akan meninggalkan T1 dan bergabung dengan Talon Esports. Pada akhirnya, mereka finish di posisi kelima kompetisi DPC SEA 2021-2022 Tour 3.
“Xepher akan diistirahatkan” sebuah pernyataan dari akun sosmed resmi T1 pada bulan 2022. Sebuah pernyataan yang disinyalir menjadi titik rendah dari T1 dengan keluarnya sang support dari lineup utama. Spekulasi semakin liar saat dirinya menjadi stand-in untuk tim asia tenggara lainnya, Talon esports. Banyak yang khawatir Xepher akan menjadi pemain berikutnya yang hengkang dari markas T1.
Butuh beberapa waktu hingga akhirnya T1 memutuskan untuk mengambil taruhan besar. Selepas rangkaian kekalahan yang menyebabkan mereka gagal berlaga di PGL Arlington Major, T1 mulai berbenah. Dimulai dengan mengeluarkan karl dari tim, T1 lantas menghebohkan skena Dota 2 dunia melalui pengumuman masuknya duo juara back-to-back The International, ana dan Topson, ke dalam formasi tim. Kembalinya Xepher ke dalam tim semakin menambah kepercayaan diri mereka sekaligus para pendukung T1 yang masih optimis dengan peluang tim ini untuk tampil lebih baik di pertandingan-pertandingan berikutnya.
Walau demikian, masuknya ana dan Topson ini tak lantas mendongkrak performa T1 begitu saja. Meski jelas terlihat adanya perubahan, teamwork di antara kedua juara dunia dengan teman-teman barunya terbukti belum optimal. Menghadapi laga The International 2022 SEA Qualifier, mereka harus puas berakhir di posisi ketiga, setelah dikalahkan oleh Talon Esports di babak upper bracket final. Meski demikian, mereka masih menjaga asa dengan lolos menuju turnamen Last Chance Qualifier mendatang.
Masih Adakah Harapan?
Pertanyaannya : Mampukah T1 lolos dari babak Last Chance Qualifier nantinya?
Beberapa pemain hingga analis masih meragukan kans T1 untuk bisa lolos dari kompetisi Last Chance Qualifier, bahkan dengan masuknya dua juara The International yang dibanggakan.
“Masih ada kelemahan. Ana dan Topson butuh waktu untuk menyesuaikan gaya permainan mereka dengan teman-temannya,” ucap Mikoto dalam sesi interview. Ia menekankan bahwa perbedaan gaya bermain antara pemain Eropa dan Asia Tenggara akan menjadi permasalahan besar.
Sedangkan streamer Janne “Gorgc” Stefanovski mengatakan bahwa masuknya tim-tim kelas berat di kompetisi Last Chance Qualifier justru semakin mempersulit peluang tim Asia Tenggara, termasuk T1, untuk lolos ke The international 11. Ia menyebut tim seperti Team Secret, Xtreme Gaming dan Vici Gaming lebih diunggulkan untuk lolos ke TI.
Sementara itu, mantan pemain Nigma Galaxy SEA, inYourdreaM, masih optimis bahwa tim SEA berpeluang untuk lolos ke turnamen TI 11, terutama T1. Sang support dari Evil Genius, Cr1t, mengatakan “sulit melihat tim seperti T1 tidak lolos dari babak LCQ” dalam sesi livestreaming-nya.
“Gak ada gunanya main di DPC kalau kamu bisa meluangkan waktu untuk fokus menjalani babak kualifikasi” ucap ana dalam sesi interview bulan september lalu. Sebuah pernyataan yang mungkin terkesan arogan sekaligus menunjukkan mentalitasnya sebagai juara dunia. Bersama Topson, dirinya telah memainkan setidaknya 350 jam pertandingan dalam beberapa hari terakhir ini menjelang laga LCQ. Ana tahu betul siapa saja yang menantinya di LCQ. Ia sama sekali tidak menganggap enteng kompetisi ini.
Kuy tonton aksi T1 di laga The International 2022 : Last Chance Qualifier tanggal 8 Oktober besok!
Tentang Last Chance Qualifier to TI 11
The International 2022 : LCQ adalah kesempatan terakhir bagi seluruh tim yang tergabung untuk lolos ke turnamen utama, The International 2022 (The International 11). Turnamen ini akan berlangsung dari tanggal 8 Oktober hingga 12 Oktober 2022 dan akan dilangsungkan secara offline di Singapura. Dua belas tim yang tergabung akan dibagi menjadi dua grup dan bertanding memakai sistem double elimination playoff. Hanya dua tim dari kompetisi Last Chance Qualifier ini yang berhak lolos menuju panggung TI 11.