Selagi hype untuk League of Legends Worlds 2021 berlanjut meningkat, sepertinya ada satu titik di Asia Tenggara yang lambat laun bertumbuh besar.
Untuk salah satu turnamen esports terbesar di tahun ini, SEA harus berdiam diri di pojokan menonton dengan tidak ada satu tim yang bisa didukung, hanya hidup diwakilkan oleh PCS Seeds, PSG Talon dan Beyond Gaming.
Sejak PCS diperkenalkan dan pandemi menyerang, tidak ada perwakilan SEA di kompetisi internasional manapun.
Dengan larangan pemerintah serta runtuhnya manajemen di tim VCS Vietnam, harapan satu-satunya SEA tidak hanya ditolak satu kali, dua kali, tapi sampai EMPAT kali di penampilan internasionalnya, 4 penolakan di waktu yang berbeda sepertinya sengaja, dengan niat jahat.
Di sisi yang berbeda, Riot Games berhasil mengorganisir dan menjalankan turnamen Wild Riftnya dengan hampir tidak ada isu di Vietnam dan apabila mereka lolos ke Horizon Cup mendatang, mereka direncanakan akan bermain di Suntec Convention Centre di Singapura.
League of Legends regional SEA dijalankan oleh Publisher Garena, anak perusahaan dari perusahaan multi-million-dollar (yang ironis juga dinamakan) Sea. Sejak peluncuran aplikasi belanja mereka, Shopee, sepertinya sudah terlihat jelas kalau prioritas perusahaan berpindah dari gaming ke ecommerce, meninggalkan gamer SEA.
Dari sana sebuah thread Reddit muncul menunjukkan mismanajemen dari Garena; semua itu tidak mendapatkan balasan dari PR publisher yang berbasis di Singapura ini. Sangat jelas kalau region tidak bahagia dengan publisher mereka dan tidak ada yang bisa dilakukan Riot Games selain menunggu kontraknya habis.
Secara ironis, game mereka yang performanya terbaik, Free Fire, tidak punya kehadiran yang cukup baik di SEA (selain Thailand), meskipun berhasil mencapai rekor World Record Viewership di turnamen World Series mereka baru-baru ini. Pertemanan berakhir dengan SEA. Brazil, Rusia, dan India adalah teman baik baru mereka.
Pencarian cepat menunjukkan kalau League of Legends menghasilkan pendapatan US$1,75 miliar pada tahun 2020 dengan jumlah pemain mencapai 30 juta dalam satu hari. Ini masih menunjukkan kalau game ini masih sangat populer dan menghasilkan profit. Sayangnya untuk SEA, mereka tidak bisa menikmati hal ini.
Kalau Garena tidak tertarik berinvestasi di pemain, esports, dan game-nya, mungkin ini sudah saatnya untuk perusahaan induk Riot mengambil kembali anaknya.