Rumah adalah dimana hati Bjorn “Zeys” Ong berada. Tapi kepala pelatih EVOS Legends dari Singapura ini berencana untuk menetap di Indonesia lebih lama lagi.
Bukan sebuah kejutan, melihat lompatannya telah menghasilkan kesuksesan yang besar. Ia memenangkan titel Mobile Legends Professional League pada Season 4 dan 7, dan menuju ke titel ketiga di S8.
Mengatakan kalau pemuda 27 tahun ini bisa meramal mungkin sedikit berlebihan. Tapi dia jelas melihat momen emas itu. Menerima tawaran EVOS legends untuk bermain Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) pada tahun 2018 merupakan “langkah pertama untuk hal besar” dari dirinya.
“Terbang ke Indonesia sendiri dan masuk ke negara yang saya tidak bisa berbicara bahasanya (merupakan hal yang tidak bisa dilupakan),” kenang Zeys dalam wawancara bersama Ulti.
Dari pemain menjadi pelatih
Tentu, tidak ada yang mudah dan dia sangat tahu hal ini. Sebagai yang dulunya pemain kompetitif di Hearthstone, League of Legends, Heroes of the Storm dan Arena of Valor, dia sudah mencicipi kejayaan beberapa kali, hanya terhalang karena harus wajib militer yang mengurangi perkembangannya di jalur profesional.
Lalu datang penyesalan lainnya. Pada awal 20 tahun, Zeys sudah menolak tim dari United States dan Eropa karena merasa gajinya akan sama seperti di Singapura. Tapi ketika EVOS Legends memanggil, dia tidak ingin kapal itu pergi meninggalkannya lagi.
Perjalanan yang sangat memukau. Penonton regular dari streamnya pasti terkejut saat dia menuntun menggunakan Bahasa Indonesia sekarang. Tidak ada yang tahu bahwa dia dulu sangat kesulitan dengan Bahasa.
“Ini (karena berada di) lingkungan yang setiap hari saya bekerja,” jelas Zeys. “Kamu cukup mendengarnya, sudah bisa paham.”
Lancar berbicara bahasa lokal memang ada untungnya. Kamu tahu, seperti berbicara strategi lebih lancar untuk mengembangkan tim juara. Sangat membantu karena dia sudah hidup di esports selama 12 tahun. Faktanya, dia percaya kalau pengalamannya sebagai pemain membuatnya lebih jelas dalam menjelaskan ide.
Lapar akan kesuksesan
Di atas semua itu, fokus akan satu tujuannya merupakan etos kerja yang dipegang. Ketika ditanya bagaimana dia mengatasi karir esports dan kehidupannya, dia mengatakan: “Saya tidak berusaha. Tidak ada keseimbangan ketika sudah berkompetisi.”
Kata-kata yang kuat. Motivasinya juga diperkuat dengan sistem pendukung yang bagus, dan dia tetap bersyukur dengan adanya teman dan keluarga yang selalu menyayanginya. Hal ini sudah memberikannya motivasi untuk merencanakan masa depan EVOS.
“Saya ingin membuka jalan untuk masa depan atlet esports melalui akademi dan program pelatihan, untuk membuat esports sebagai karir yang berkepanjangan,” kata Zeys.
Berbeda dari yang lain adalah alasan dirinya berada di titik ini. Dan kalau Zeys berkesempatan untuk bertemu dirinya waktu muda, dia akan berkata: “Kerja bagus karena sudah berbeda.”