Perhelatan panas nan spesial bakalan tersaji di kompetisi tertinggi Dota yang akan berlangsung di Asia Tenggara besok! Selepas kompetisi yang ketat dalam laga The International 2022 : Last Chance Qualifiers (LCQ) yang baru saja berakhir pada tanggal 12 Oktober kemarin, dua tim favorit penggemar – Team Secret dan Team Liquid – sukses meraih dua tiket terakhir menuju The International 11 dan melengkapi susunan group stage untuk kompetisi tersebut.
Dan sesuai informasi yang beredar di internet sebelumnya, group stage kali ini akan dibagi menjadi dua grup yang masing-masing akan diisi sepuluh tim. Terlepas dari gimana Valve membagi para pesertanya, pengundian group stage cukup menarik karena penyebaran tim unggulan di kedua grup bisa dibilang merata.
Nah, siapa aja yang kira-kira bertahan dan melempem di tengah jalan? Tim Ulti Asia membagi tim-tim yang paling disorot dalam ke dalam kategori di bawah ini berdasarkan penampilan mereka selama turnamen Pro Circuit dan Last Chance Qualifiers kemarin.
UNDERPERFORMERS
1. Hokori
Banyak yang menganggap bahwa pada dasarnya tim-tim dari wilayah Amerika Selatan itu yang terlemah di antara wilayah lainnya. Berkaca dari kompetisi yang ada, hanya sedikit tim dari wilayah tersebut yang bertahan cukup jauh selama kompetisi berlangsung. Pada gelaran TI 10, kita melihat SG Esports dan Thunder Predator (dulunya dikenal sebagai Thunder Awaken) terseok-seok di group stage dan pulang lebih awal. Dan kendati Beastcoast menjadi satu-satunya tim yang mampu melaju hingga babak playoff, mereka tidak mampu berbuat banyak untuk naik lebih jauh dari itu.
Dan sebagai tim debutan TI, nasib Hokori kemungkinan besar gak bakalan jauh berbeda dari tim-tim yang udah disebutkan di atas. Sekalipun Hokori finish di posisi ketiga pada kompetisi BTS 12 Asia Tenggara, nyatanya penampilan mereka selama kompetisi DPC masih tidak konsisten.
Kendati demikian, upaya Hokori untuk bisa sampai sejauh ini patut diapresiasi. Tentunya para pemain mereka bakal mendapatkan hal-hal baru yang membantu berkembang secara moral (dan finansial) dari sini. Moga aja mereka masih berkesempatan nyicipin hidangan lokal Singapura selama masih di sana!
2. Fnatic
Bila tim Hokori menjadi salah satu tim yang cukup mudah untuk diprediksi, berikutnya kita punya salah satu tim yang penampilannya mengherankan publik sejauh ini : tim Fnatic!
Fnatic bukan tim biasa. Mereka sudah mencicipi panggung The International sejak tahun 2015. Mereka punya fanbase yang luar biasa, tim yang solid dan ditambah sosok DJ sebagai pemain Pos 4 yang terbaik di kelasnya. Namun sejauh ini kesan yang kami tangkap adalah Fnatic sudah puas dengan sekadar berpartisipasi di TI. Mereka tim yang bagus. Tapi seperti yang kamu tahu, sekedar bagus saja tidak cukup untuk memenangkan TI.
Performa mereka dalam kompetisi ke belakang juga menjadi bukti bahwa hubungan antar pemain di dalam tim ini masih belum optimal. Karena itu kami rasa bakal sulit bagi Fnatic untuk melaju lebih jauh dari babak playoff.
3. Evil Geniuses
Kamu gak salah baca. Kami menempatkan Evil Genius, salah satu tim terbaik di wilayah Amerika Utara, di kategori ini.
Alasannya? Sederhana. Tim-tim wilayah Amerika Utara mungkin memiliki sederet talenta yang secara mekanik lebih baik dari mereka yang berasal dari wilayah Amerika Selatan. Ditambah dengan catatan bagus selama kompetisi musim lalu dan pemain-pemain luar biasa – fly, Abed dan Arteezy – mungkin terdengar mengesankan. Masalahnya adalah : mereka terlalu sering tersendat di kompetisi besar.
Maksud kami, siapa sih yang sudah lupa saat kompetisi Singapore Major 2021, di mana Evil Geniuses sempat unggul 2-0 dari Vici Gaming? Berakhir dengan kekalahan. Mereka membuang peluang kemenangan. Bahkan di TI 10 mereka mengulang kekalahan yang sama melawan tim yang sama.
Para kritikus menilai bahwa pilihan draft mereka dan tendensi Abed yang kerap terpeleset di pertandingan penting akan membuat tim ini gagal melaju lebih jauh. Hanya bermodalkan kemampuan individu yang bagus tidak akan cukup mengingat pada akhirnya ini mengenai kerja sama tim.
CHALLENGERS
- PSG.LGD
Bukan rahasia lagi bahwa banyak yang menjagokan mereka untuk jadi jawara di kompetisi TI kali ini. Perhatian tentunya akan tertuju pada faith.bian dan Ame yang mengisi lineup salah satu tim terbaik dunia saat ini.
Di luar pesona kedua nama tersebut, tim ini juga menunjukkan performa yang konsisten dan saling mengisi satu sama lain. Kami rasa gak berlebihan kalau menonton permainan PSG.LGD itu ibarat menonton permainan FC Barcelona yang mengundang decak kagum melalui tiki taka-nya (walaupun performa Messi dan Neymar di PSG saat ini sudah gak seperti saat mereka masih bersama di Barcelona).
PSG.LGD tentunya akan membawa semangat baru menuju kompetisi TI kali ini. Terutama setelah mereka kalah di grand final melawan sang kuda hitam, Team Spirit, pada TI 10 tahun lalu.
2. Team Spirit
Sang kuda hitam yang menjadi juara pada TI 10 yang lalu. Kali ini Team Spirit akan memasuki kompetisi dengan status juara bertahan, yang tentunya menjadi tekanan tersendiri bagi mereka.
Sejujurnya, performa apik mereka dalam kompetisi TI 10 tidak bisa dibilang hanya ‘keberuntungan’ semata. Kemenangan mereka di Arlington Major, finish sebagai runner up di Riyadh dan menjadi pemuncak grup di regional Cina menjadi testimoni dari keperkasaan mereka.
Stabilitas adalah kuncinya. Tim yang sama, dengan warna rambut yatoro yang baru, akan menjadi modal penting bagi mereka untuk mempertahankan gelar juara. Tentunya menarik untuk ditunggu apakah akan ada laga balas dendam PSG LGD vs Team Spirit di tahun ini.
3. OG
Sang veteran Dota memutuskan untuk meregenerasi lineup mereka dalam kompetisi musim ini. Di luar dugaan, mereka menunjukkan permainan yang pantas disebut sebagai tim papan atas.
Bermodalkan tim baru ini, OG telah menjuarai Stockholm Major dan ESL One Malaysia pada awal tahun 2022. Bzm lagi-lagi akan menjadi tumpuan di lini tengah sementara ammar, si mulut kasar, diharapkan akan mengganggu aliran permainan lawannya dalam momen krusial.
Di bawah asuhan noTail, tentunya OG yang dipenuhi oleh pemain-pemain muda akan menyuguhkan permainan yang atraktif dan lapar akan kemenangan.
UNDERDOGS
1. Team Secret
Tiga hal yang pasti dalam hidup : kematian, pajak dan partisipasi Puppey di The International. Dirinya telah menjadi saksi dari perubahan yang telah terjadi di tubuh Team Secret yang legendaris.
Tahun ini mereka harus menempuh jalur Last Chance Qualifiers setelah tampil terseok-seok di kompetisi DPC. Tak hanya itu, perubahan besar terjadi saat duo bintang – SumaiL dan iceiceice – didepak keluar dari tim dan digantikan oleh Resolut1on dan Zayac. Sedangkan Crystallis masuk menggantikan Yapzor yang keluar karena bermasalah dengan kesehatannya.
Dan sejauh ini, para pemain baru tersebut membawa stabilitas yang diharapkan oleh Team Secret. Tempo permainan tim tetap terjaga selagi Reso tampil dengan agresivitas yang melampaui iceiceice. Bersama Team Secret, Puppey tentunya akan mengincar gelar juara sebagai pembuktian bahwa dirinya tidak sekadar ‘menghadiri’ TI setiap tahunnya.
2. Boom Esports
Tim dari Indonesia ini mengejutkan skena kompetitif Dota di Asia Tenggara setelah sukses merangsek ke peringkat teratas di kompetisi DPC Sea musim ini. Performa yang bagus ditambah dengan penampilan apik dari sang midlaner, Yopaj, berhasil membawa mereka ke panggung The International yang selama ini diimpikan untuk pertama kalinya.
Walau demikian, akan menarik untuk mengetahui apakah strategi yang mereka siapkan untuk menyiasati permainan yang menyulitkan, terutama dalam situasi ketika Yopaj menjadi incaran para pemain-pemain lawan.
Mampukah Boom Esports mengangkat Aegis di kompetisi TI perdananya? Sebuah harapan yang cukup tinggi memang. Namun satu hal yang jelas, mereka akan menjalani kompetisi dengan status tim asli Asia Tenggara, dan Indonesia, yang dibanggakan.