Tim Dota 2 dari Myanmar, Yangon Galacticos, baru ini dinyatakan melakukan kecurangan terkait pertandingan yang mereka jalani dalam kompetisi DPC SEA 2023 closed qualifiers. Salah satu pemain mereka diduga telah melakukan scripting di dalam game.
Selain didiskualifikasi, pemain carry mereka, yakni Kaung Sett Hinn aka KSH, akan diberikan larangan bermain seumur hidup dari semua kompetisi resmi Dota yang diselenggarakan di Asia Tenggara. Epulze selaku organiser dari kompetisi DPC SEA 2023 mengatakan bahwa KSH adalah pemain yang melakukan scripting.
Di luar itu, sisa pemain Yangon Galacticos yang lain diberikan larangan bermain untuk sementara waktu sampai penyelidikan terhadap dugaan ini selesai.
Berdasarkan laporan pertandingan, KSH diduga bermain curang dalam pertandingan upper bracket final melawan tim Spawn yang selesai pada hari Rabu lalu. Meski sempat mengimbangi Spawn di ronde kedua, Yangon Galacticos gagal mempertahankan permainan apiknya dan berakhir dengan kekalahan 2-1.
Epulze mengumumkan bahwa semi final lower bracket antara tim Lilgun dan Drink Water akan berganti menjadi final lower bracket. Tim Drink Water menjadi pemenang di laga final lower bracket kemarin dan berhak melanjutkan ke Divisi 2 DPC SEA 2023 Winter Tour.
Yangon Galacticos lantas meluapkan protesnya di Facebook bahwa Epulze tidak punya bukti kuat terkait kecurangan yang dilakukan KSH dan merasa mereka seharusnya diberikan peringatan terlebih dahulu sebelum dikeluarkan dari kompetisi.
Ini adalah kasus kedua sebuah tim didiskualifikasi dalam babak penyisihan DPC SEA 2023 Winter Tour. Sebelumnya ada tim asal Indonesia bernama M11 yang keluar lebih dulu karena gagal mendaftarkan lineup tim sebelum tenggat waktu yang ditentukan.
Walau demikian, ini adalah kasus pertama sebuah tim dinyatakan melakukan scripting dalam kompetisi profesional di Asia Tenggara.
Ini juga menjadi kasus ketiga, di lingkup global, di mana pemain didiskualifikasi dari kompetisi DPC. Pada hari Senin lalu, PGL memberikan hukuman terhadap pemain-pemain dari Rusia dan Ukraina. Para pemain tersebut diduga melakukan account sharing di antara tim selama kompetisi.