Para penggemar mereka bersorak saat T1 memutuskan untuk mengontrak dua juara back-to-back The International – ana dan Topson – ke dalam skuad T1. Mereka yakin bahwa kedua veteran kompetisi tertinggi Dota itu akan membantu T1 dalam menuntaskan kualifikasi menuju kompetisi TI.
Namun kenyataannya, perjalanan mereka terhambat oleh draft pick yang buruk, blunder, dan komunikasi yang tidak mulus dengan anggota tim. Dan kapten T1, Carlo “Kuku” Palad, akhirnya buka suara terkait dengan hasil buruk yang mereka peroleh di babak kualifikasi.
Dalam sesi livestream Dota di akun sosial medianya, Kuku mengatakan bahwa Ia tidak suka melihat pendukung T1 saling menyalahkan pelatih, March, dan jajaran manajemen.
“Saya bertanggung jawab dengan pilihan saya”, ucap Kuku.
Banyak kritik yang dilontarkan kepada dirinya yang dianggap bermain-main dengan melakukan draft pick yang keluar dari pakem. Salah satunya adalah momen di mana Ia memilih Venomancer di salah satu pertandingan pada babak Last Chance Qualifiers yang lalu. Banyak yang menganggap bahwa pilihannya itu adalah taktik konyol.
Walau demikian, Kuku menganggap pilihannya cukup kuat karena Ia sering menggunakan Venomancer secara offlane dengan bagus saat menjalani scrim. Bahkan Kenny “Xepher” Deo juga sempat memainkannya.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan keputusannya dalam memilih Oracle bagi Topson di midlane, di mana mereka melawan Team Secret di ronde upper bracket. Menurutnya, Topson menunjukkan performa yang bagus dengan Oracle saat scrim. Namun entah bagaimana, Team Secret berhasil mengalahkan mereka dengan draft pick yang lebih cerdik.
Kuku juga mengatakan bahwa LCQ sangat kompetitif tahun ini, sehingga kesempatan mereka cukup kecil. Tentunya pernyataan ini ada benarnya mengingat dua tim yang lolos dari LCQ, Team Secret dan Team Liquid, masih bertahan di kompetisi TI sejauh ini.
Tak lupa Kuku juga memuji profesionalisme yang ditunjukkan oleh ana dan Topson selama kompetisi berlangsung. Ia mengaku kagum dengan kehebatan kedua veteran tersebut. Ia menambahkan bahwa ana bisa lebih kuat apabila ada sosok kapten seperti Ceb atau NoTail yang menemaninya di OG.
Namun sekalipun babak LCQ sudah lewat, fans masih sering membawa momen Venomancer tersebut sebagai candaan di kolom komentar akun sosial media Kuku. Dirinya terlihat tidak ambil pusing mengenai kehebohan itu dan masih bisa bergurau tiap kali melihat ada Venomancer dalam permainannya.
Perubahan besar menanti
Performa buruk yang terjadi dalam babak kualifikasi tersebut menjadi alasan kuat bagi manajemen T1 untuk melakukan pembenahan sebelum musim baru tiba. Sang pelatih, March, telah meninggalkan camp T1 pada tanggal 24 Oktober yang lalu, disusul oleh Xepher yang kemudian mengumumkan bahwa Ia sedang mencari tim baru. Dan baru-baru ini, Kuku mengumumkan bahwa kontraknya dengan T1 akan berakhir. Ia sendiri masih menimbang antara mencari tim baru atau mengambil perpanjangan kontrak, apabila ada kesempatan.
Lebih lanjut, Kuku memprediksikan dalam livestream-nya bahwa akan ada perubahan besar yang terjadi di antara tim-tim Asia Tenggara nantinya. Prediksi yang beralasan mengingat sang juara Asia Tenggara, Boom Esports, hanya bisa bertahan di antara posisi 9 – 12 dalam TI 11. Sementara itu tim-tim lain, Talon Esports dan Fnatic, berakhir di posisi lebih rendah.
Untuk saat ini belum diketahui tim manakah yang akan menjadi pelabuhan Kuku selanjutnya. Ia sendiri mengutamakan tim yang sedang mencari pemain yang bisa mengisi pos 5. Ada pula yang membantah bahwa Ia tak akan kemana-mana dan bertahan. Walau demikian, semua mungkin setuju bahwa ada satu hal yang tak terbantahkan darinya saat ini: status sebagai lord Venomancer di Asia Tenggara. All hail!